Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Biaya Operasi, Kaki Pemuda Ini Dibiarkan Membusuk

Kompas.com - 28/02/2014, 23:08 WIB
Kontributor Pematangsiantar, Tigor Munthe

Penulis


PEMATANG SIANTAR, KOMPAS.com — Firman Simangunsong (23), warga Nagori Tiga Bolon, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, selama delapan bulan menahan sakit di kakinya yang sudah membusuk dari telapak hingga lutut.

Dia menderita infeksi di kaki setelah mengalami kecelakaan kerja di Perawang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Dia sudah menjalani perawatan di sebuah rumah sakit swasta dan klinik patah tulang, tetapi tak kunjung sembuh. Firman disarankan dioperasi, tetapi orangtuanya tidak punya biaya sehingga membiarkan kaki anaknya hingga membusuk.

Nasib pemuda ini sedikit tertolong setelah dibantu oleh salah seorang calon anggota legislatif (caleg), Elman Saragih, yang saat itu sedang bersosialisasi ke desa tempat tinggal Firman. Pemuda dari keluarga miskin ini kemudian dibawa ke Rumah Sakit Tentara di Pematang Siantar dengan maksud agar kakinya diamputasi.

Awalnya, ibunda Firman, N boru Sianturi (62), enggan membawa anaknya ke rumah sakit karena tidak punya uang banyak. Namun, setelah diketahui bahwa Firman terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan pihak Elman meyakinkan bahwa fasilitas Jamkesmas bisa digunakan untuk menanggung biaya pengobatan, akhirnya ibunda Firman bersedia.

“Ya, anak saya ini akhirnya dibawa oleh Pak Elman dan rombongan kemari (RS Tentara),” kata N boru Sianturi saat ditemui di Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Tentara di Jalan Gunung Simanuk-manuk, Pematang Siantar, Jumat (28/2/2014).

Elman Saragih, caleg Partai Nasdem di Daerah Pemilihan Sumatera Utara 3, mengutarakan, ini merupakan bentuk kegagalan pemerintah dalam menyosialisasikan pemanfaatan Jamkesmas, terutama bagi warga miskin.

“Jamkesmas itu belum diketahui masyarakat secara luas pemanfaatannya. Ketika sudah disampaikan ke masyarakat, pemerintah atau petugas di bawah tidak memberitahukan bagaimana menggunakan Jamkesmas. Terbukti ada warga sampai delapan bulan kakinya hampir putus karena tidak tahu menggunakan Jamkesmas ini," tegas Elman.

Elman berharap pemerintah agar menyampaikan penggunaan Jamkesmas secara optimal. Ini agar warga miskin yang sakit bisa segera tertolong. “Jadi Jamkesmas itu bukan hanya pajangan. Percuma kalau tidak dipakai,” katanya.

Kekesalan serupa disampaikan anggota DPRD Simalungun, Bernard Damanik. Menurutnya, kejadian yang menimpa Firman merupakan bentuk kegagalan Dinas Kesehatan Pemkab Simalungun dalam menyosialisasikan manfaat Jamkesmas kepada warga miskin di Kabupaten Simalungun.

“Saya juga pernah menemukan kasus serupa di sebuah nagori (desa)di Simalungun, ada warga yang mengalami sakit kronis, terdaftar peserta Jamkesmas, namun tidak tahu menggunakannya. Inilah bentuk kegagalan pemerintah yang tidak paripurna menyosialisasikan programnya,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com