Selama ini, kata Irwani, memang sudah ada pasokan air bersih. Hanya saja, kata dia, jumlah pengungsi sangat banyak sehingga kebutuhan air menjadi banyak pula. Saat ini, kata dia, jumlah pengungsi yang ada di sana lebih dari seribu orang.
"Kebutuhan air semakin besar," Irwani menambahkan.
Upaya normalisasi saluran air yang rusak karena material vulkanis sebenarnya mulai dilakukan oleh pihak Satlak PB bekerja sama dengan TNI dan pihak PDAM. Mereka melakukan penelusuran saluran air di wilayah Kecamatan Puncu, namun belum cukup.
"Saluran air yang berhasil kita perbaiki, untuk menopang kebutuhan air di enam desa yang ada di Puncu," kata Masykuri Iksan, Ketua Satlak Penanggulangan Bencana Kabupaten Kediri.
Data yang dihimpun dari Posko Utama Satlak PB Kabupaten Kediri, hingga Sabtu (22/2/2014) pukul 15.40 WIB, masih ada 3.559 jiwa pengungsi yang tersisa. Mereka tetap berada di pos pengungsian karena rumahnya rusak terkena material vulkanis.
Jumlah pengungsi paling banyak, berada di Kecamatan Kepung dengan jumlah 2.637 jiwa, Kecamatan Puncu sebanyak 67 jiwa, di Kecamatan Plemahan ada 575 jiwa, Kecamatan Kayen Kidul ada 248 jiwa, serta Kecamatan Gurah ada 32 jiwa pengungsi.