Insiden itu berawal saat beberapa pengunjuk rasa dari Himpunan Pelajar dan Mahasiswa (Hipmi) Wakatobi, menerobos pintu samping Kantor Penghubung sehingga semua pegawai dalam kantor itu berteriak.
Polisi yang berjaga di pintu depan berusaha menghalau massa, namun mahasiswa membalas dengan melempari batu ke arah anggota polisi. Sontak suasana di halaman kantor tersebut ricuh, polisi dan para pengunjuk rasa saling mengejar hingga di jalan raya.
Delapan mahasiswa kemudian diringkus dan langsung dinaikkan dalam truk polisi menuju Polres Kendari. Kapolres Kendari, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Anjar Wicaksana mengatakan, pihaknya mengamankan delapan mahasiswa karena melempari polisi dan memaksa masuk ke dalam kantor penghubung.
“Kami sudah berupaya memfasilitasi aspirasi para mahasiswa dengan berdialog langsung di depan Kantor Penghubung Wakatobi, namun tiba-tiba mereka menerobos masuk kantor. Kami sudah berusaha melerai saat mereka bersitegang dengan staf mess Wakatobi, eh malah anggota saya dilempari,” ungkap Anjar, Kamis (21/11/2013).
Delapan mahasiswa kata Anjar, masih ditahan di Polres untuk dimintai keterangannya. Sementara satu orang anggota dalmas, Muh Ali Jufri harus mendapat 13 jahitan di bagian kepalanya.
Aksi 50 mahasiswa di kantor penghubung Wakatobi merupakan kali yang kedua. Mereka mendesak pencopotan Kepala Kantor Penghubung, Abdul Jalal. Mereka menilai Abdul Jalal tidak transparan dalam pengelolaan kantor dan memintanya mengembalikan dana APBD yang diduga digunakan untuk kepentingan pribadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.