Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Sementara Investigasi, Heli Jatuh akibat Angin Kencang

Kompas.com - 11/11/2013, 14:54 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com — Hasil sementara tim investigasi menyebut penyebab jatuhnya helikopter MI-17 milik TNI Angkatan Darat adalah empasan angin yang cukup kencang di lokasi kejadian.

Hal itu diungkapkan Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Budiman dalam kunjungan kerjanya di Magelang, Jawa Tengah, Senin (11/11/2013).

Seperti diberitakan, helikopter tersebut jatuh di Desa Long Pujungan, Kecamatan Baku Hulu, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, Sabtu (9/11/2013). Heli tersebut membawa logistik ke pos pengamanan di kawasan perbatasan.

KSAD Jenderal TNI Budiman memaparkan, saat itu helikopter sudah hampir mendarat sekitar10 meter dari landasan (helipad). Namun, tiba-tiba ada angin cukup kencang mengempas dan menyebabkan baling-baling heli mengenai pohon. Akibatnya helikopter tersebut kehilangan keseimbangan hingga terjatuh.

"Namun demikian, hasil itu belum dapat disimpulkan sebagai penyebab pasti. Kami masih terus lakukan investigasi," kata Budiman seusai menghadiri Wisuda Purnawira Perwira Tinggi TNI AD di Kompleks Akademi Militer Magelang, Senin siang.

Budiman menambahkan, penyebab pasti kecelakaan yang menyebabkan 13 korban meninggal dunia itu dapat diketahui paling lambat pekan depan. Hingga saat ini, pihaknya sedang mengumpulkan para tim ahli untuk kepentingan penyelidikan.

Budiman membantah jika penyebab kecelakaan adalah kelebihan beban muatan. Ia menyebut, helikopter yang baru dibeli tahun 2011 itu mampu membawa beban hingga 3.000 kilogram. "Sedangkan, beban yang dibawa saat itu terhitung aman, sekira 1.800 kilogram," ucap Budiman.

Budiman juga mengaskan bahwa helikopter MI-17 tergolong masih baru dan layak terbang. Jajaran TNI sangat ketat dalam hal perawatan alutsista apalagi sudah mendapat prioritas utama mendapat anggaran negara.

Terkait kecelakaan yang menewaskan tiga orang pilot, dua mekanik, dan seorang perwira tinggi itu pihaknya masih akan tetap menggunakan helikopter buatan Rusia itu untuk keperluan militer. Namun, pihaknya tetap akan melakukan evaluasi, termasuk soal pembatasan penggunaan di medan terjal yang dimungkinkan adanya angin down draft.

"Sedangkan untuk menggantikan peranan dari helikopter MI-17 di daerah-daerah yang mempunyai medan yang terjal, TNI AD akan memanfaatkan helikopter jenis Bell 405, 412 yang cocok untuk manuver di daerah yang terjal," papar Budiman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com