Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puting Beliung Incar Sleman dan Jogja

Kompas.com - 30/10/2013, 09:17 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Meski telah terjadi hujan di sejumlah wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, bukan berarti musim penghujan telah dimulai. Pasalnya, intensitas hujan belum mencapai 50 mm dalam waktu tujuh hari, dan 50 mm per hari berikutnya.

Indikator itu menunjukkan DI Yogyakarta baru memasuki masa transisi atau pancaroba. "Pada pancaroba inilah potensi terjadinya puting beliung menjadi terbuka. Lebih besar kemungkinannya dibanding saat masuk musim hujan," kata Analis Forecaster Cuaca dan Iklim BMKG Yogyakarta Sigit Hadi Prakoso, Selasa (29/10/2013) kemarin.

Wilayah yang memiliki potensi besar terjadinya puting beliung adalah Sleman dan Kota Yogyakarta. Sebabnya, terjadi peningkatan rerata suhu permukaan air laut akibat matahari berada di selatan Jawa. Ketika diikuti berbedaan suhu di permukaan bumi, maka hal itu memicu pembentukan awan comulus nimbus (CB). Awan inilah kemudian mendorong terjadinya puting beliung.

Akibat pergerakan awan CB yang dipicu perbedaan suhu permukaan bumi yang ekstrim bergerak dari selatan ke utara, membuat pembentukan angin terkonsentrasi di wilayah Sleman maupun Kota. Sebab,  sebelum membentur Gunung Merapi, suhu yang merambat dipaksa naik dan terbentuklah awan CB.

"Inilah penyebabnya Sleman dan Kota berpotensi mengalami puting beliung dibandingkan daerah lain. Wates dan Gunungkidul potensinya relatif kecil karena dekat dengan laut," kata Sigit.

Namun demikian, tidak menutup kemungkinan puting beliung terjadi saat musim penghujan. Terutama ketika dalam waktu 3-7 hari cuaca cerah, kemudian hari berikutnya terjadi hujan lebat disertai awan pekat. Kondisi demikian kerap memicu terjadinya puting beliung seperti yang terjadi di kawasan Kalasan Sleman akhir tahun lalu.

Kepala BMKG Yogyakarta Bambang Suryo Santoso menambahkan, angin kencang kerap terjadi ketika awan CB berbentuk layaknya kol berwarna putih hingga pekat. Diikuti dengan munculnya perbedaan suhu udara dengan suhu permukaan tanah.

Warga diimbau lebih waspada terhadap potensi bencana alam di musim penghujan. Tak hanya angin kencang semacam puting beliung, tetapi juga potensi tanah longsor dan banjir di sejumlah kawasan rawan di DIY.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com