Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terganggu Debu, Ibu-ibu Hadang Truk Proyek Tol

Kompas.com - 27/09/2013, 20:04 WIB

JOMBANG, KOMPAS.com - Puluhan warga, yang kebanyakan perempuan, dari Desa Tampingmojo, Kecamatan Tembelang, Jombang, menghadang dan menghentikan puluhan truk pengangkut material untuk proyek jalan tol Kertosono-Mojokerto, yang melewati desa itu, Jumat (27/9/2013).
   
Mereka nekat beraksi karena merasa terganggu debu yang ditimbulkan truk-truk bermuatan material yang lalu-lalang di jalanan desa. Sebab, material antara lain berwujud tanah uruk, menimbulkan polusi udara berupa debu, yang mengotori rumah dan makanan warga, serta mengganggu pernapasan.
   
Begitu truk melintas, kaum hawa ini langsung merangsek ke tengah jalan. Mereka meminta agar sang sopir menghentikan laju kendaraan. Mendapat hadangan itu, para sopir hanya bisa menurut.
   
Mereka kemudian memarkir kendaraannya di tengah jalan. Praktis, puluhan truk pengangkut material itu berderet di sepanjang jalan Desa Tampingmojo.
   
Karena tidak ada titik temu, akhirnya permasalahan tersebut dimediasi tokoh masyarakat setempat. "Kami akan sampaikan keluhan warga ini kepada pihak investor pembanguan tol Kertosono-Mojokerto," kata Naim, tokoh masyarakat. Naim akhirnya meminta warga bubar.
   
Utami (42), salah satu penghadang truk mengatakan, warga yang tinggal di pinggiran jalan Desa Tampingmojo sudah habis kesabaran. Setiap hari rumah mereka selalu dihujani debu. Kompensasi yang diterima warga dari investor juga dinilai sangat kecil, hanya Rp 50.000 per bulan.
   
Warga menuntut dana kompensasi dinaikkan jadi Rp 400.000 setiap bulan. Jumlah ini, menurut warga sesuai dengan kompensasi yang diberikan investor untuk desa sebelah.
   
"Masak desa tetangga mendapatkan segitu (Rp 400.000), kami hanya menerima lima puluh ribu rupiah per bulan. Kalau tidak disamakan, lebih baik truk material tidak lewat Tampingmojo," tandas Utami, disetujui warga lainnya.
   
Utami juga membeberkan, dalam sehari, warga mengaku menyapu rumah hingga 10 kali. Makanan di meja, kalau lupa ditutup sebentar saja sudah dikotori debu. Belum lagi, debu yang beterbangan juga mengganggu pernapasan warga.
   
"Pokoknya serbuan debu ini sudah sangat mengganggu kami. Karenanya kami meminta kompensasi dinaikkan. Jika tidak, kami akan melakukan penghadangan lagi" tambahnya.
   
Penghadangan truk berjalan hingga satu jam lebih. Warga baru membubarkan diri ketika sejumlah tokoh masyarakat setempat melakukan negosiasi dengan pihak pengelola proyek pembangunan tol Kertosono-Mojokerto. (uto)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com