Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Upacara Adat Pangangkatan Datu Rajamuda Kesultanan Sumbawa, Pernah Digelar 126 Tahun Lalu

Kompas.com - 30/05/2024, 10:45 WIB
Susi Gustiana,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SUMBAWA, KOMPAS.com- Istana Dalam Loka Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar prosesi adat pengangkatan Datu Rajamuda Kesultanan Sumbawa Raihan Omah Hasani Priyanto dengan gelar Daeng Mas Madinah, Rabu (29/5/2024).

Upacara pengangkatan Datu Rajamuda merupakan bagian dari tradisi panjang Kesultanan Sumbawa yang bertujuan untuk menyiapkan calon penerus kepemimpinan.

Baca juga: Akan Dampingi Eks Wagub Sitti Rohmi di Pilkada NTB, Bupati Sumbawa Barat: Kami Ada Kecocokan

“Upacara sakral ini merupakan momen bersejarah bagi Kesultanan Sumbawa karena peristiwa ini baru dilaksanakan kembali setelah 126 tahun yang lalu,” kata Yuli Andari Merdikaningtyas, Sekretaris Majelis Adat LATS, Rabu (29/5/2024).

Tradisi ini dihidupkan kembali dengan tujuan utama melestarikan adat dan budaya serta menjaga muruah Tau Ke Tana Samawa.

Baca juga: Kisah Purnamigran Asal Sumbawa, Tinggalkan Profesi Guru Honorer demi Bangun Bisnis Ikan Asin Beromzet Rp 10 Juta

Ia menjelaskan, upacara seperti hari ini pernah dilaksanakan pada tahun 1898.

Dalam sejarah Kesultanan Sumbawa, sambungnya, Pengangkatan Datu Rajamuda dilaksanakan terhadap putra Sultan yang tengah berkuasa sebagai ketentuan Tata Hukum Pemerintahan Kesultanan untuk menyiapkan calon penerus kepemimpinan dalam Kesultanan Sumbawa.

Penetapan calon Datu Rajamuda tidak mutlak dari putra pertama karena sangat tergantung pada hasil ikhtiar para ulama dalam lingkup kesultanan yang memberikan pandangan mereka kepada Sultan.

Baca juga: Eks Wagub Sitti Rohmi Djalilah Menyatakan Maju Pilkada NTB bersama Bupati Sumbawa Barat, Ini Tanggapan Perindo

Kesultanan Sumbawa melakukan upacara pengangkatan Datu Rajamuda dengan tujuan yang berbeda di era modern ini.

Jika semula calon penerus Sultan maupun Sultan yang dinobatkan untuk memegang pemerintahan, namun saat ini fungsinya untuk menjaga dan melestarikan adat, budaya, dan menjaga muruah Tau Ke Tana Samawa.

“Tahun 1950 tepatnya tanggal 13 April, Kesultanan Sumbawa yang saat itu telah menjadi pemerintah Swapraja Sumbawa bersama dua Swapraja lainnya di Pulau Sumbawa yaitu Swapraja Bima dan Swapraja Dompu, memutuskan untuk bergabung dengan Republik Indonesia, sehingga fungsi pemerintahan dipegang oleh Bupati di daerah hingga saat ini," katanya.

"Sehingga Sultan selalu berpesan bahwa Kesultanan Sumbawa maupun Lembaga Adat Tana Samawa (LATS) harus bersinergi dan bekerja sama dengan pemerintah baik daerah maupun pusat dalam hal pelesatarian dan pemajuan kebudayaan,” lanjut Andari.

Baca juga: Mengenal Tradisi Ete Ai Kadewa dalam Prosesi Pengangkatan Datu Rajamuda Kesultanan Sumbawa

Upacara Pengangkatan Datu Rajamuda di ruang Lunyuk Agung, Istana Dalam Loka ini dilaksanakan setelah sebelumnya Sultan menunjuk cucu lelaki beliau, Raihan Omar Hasani Priyanto Daeng Mas Madinah dan menitahkan kepada calon pewaris beliau tersebut untuk mengemban amanah sebagai putra mahkota Kesultanan Sumbawa.

Kedua upacara sebelumnya yaitu Satenri Manik dan Basiram adalah dua prosesi internal yang dihadiri oleh keluarga inti dan kerabat terdekat Sultan berdasarkan garis keturunan.

Adapun rangkaian prosesi adat dalam Upacara Pegangkatan Datu Rajamuda Kesultanan Sumbawa tahun 2024 ini, terdiri dari Sanapat Pelasan Kamutar atau penyampaian Surat Keputusan (SK) yang berisi penunjukkan dan pengangkatan Datu Rajamuda dan dasar pengambilan keputusan.

Baca juga: Mengenal Tradisi Ete Ai Kadewa dalam Prosesi Pengangkatan Datu Rajamuda Kesultanan Sumbawa

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com