Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BEM UNS Minta UKT Golongan 9 Dihapus, Wakil Rektor: Itu Hanya untuk yang Mampu Saja

Kompas.com - 15/05/2024, 05:03 WIB
Labib Zamani,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Jawa Tengah (Jateng) menuntut rektorat mengahapus Uang Kuliah Tunggal (UKT) Golongan 9.

Presiden BEM UNS Solo, Agung Lucky Pradita mengatakan, UKT Golongan 9 terlalu memberatkan mahasiswa. Sebelumnya, UKT di UNS hanya sampai Golongan 8.

Kenaikan UKT baru terjadi tahun ini. Menurutnya, selama beberapa tahun, UKT di UNS tidak mengalami kenaikan.

Baca juga: Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

"Namun, tahun 2024 ini ada golongan baru, golongan 9. Sehingga mengakibatkan adanya kenaikan UKT di Golongan 9," kata Agung dikonfirmasi Kompas.com di Solo, Jawa Tengah, Selasa (14/5/2024).

Terkait tuntutannya itu, telah disampaikan dalam aksi audiensi terbuka dengan tema "Komersialisasi UNS : Mengulik Isu Penambahan golongan UKT dan masalah lainnya" di depan Rektorat UNS pada Senin (13/5/2024).

Disamping UKT, lanjut Agung, mahasiswa juga menuntut untuk menambahkan kebijakan Iuran Pengembangan Institusi (IPI) dengan nominal Rp 0. 

Selain itu, kampus  juga diminta merevisi kebijakan nominal IPI untuk memberikan kesempatan semua masyarakat dalam menempuh pendidikan tinggi. Sebab, IPI tahun ini kenaikannya mencapai 8 kali lipat.

Dia mencontohkan, IPI di Fakultas Kedokteran. Paling murah tahun lalu Rp 25 juta. Tahun ini yang paling murah nilainya Rp 200 juta. Begitu juga IPI di fakultas lainnya mengalami hal yang sama.

"IPI ini biasa dibayarkan sama teman-teman yang masuk di seleksi mandiri. IPI di UNS naiknya 8 kali lipat lebih. Contoh teman-teman kedokteran. Di tahun kemarin IPI-nya Rp 25 juta itu yang paling murah. Tahun ini yang paling murah itu Rp 200 juta," ungkap dia.

Agung menyampaikan, akan terus mengawal terkait UKT dan IPI. Jika rektorat tetap menaikkan UKT dan IPI, mahasiswa akan melakukan aksi yang lebih besar.

"Semisal nanti jika tetap rektorat menaikkan UKT dan sebagainya tentu dari mahasiswa akan melakukan inskalasi gerakan yang lebih besar lagi," terang Agung.

Wakil Rektor 2 UNS, Muhtar mengatakan, dari tahun 2016 tidak ada kenaikan UKT. Menurutnya, tahun ini hanya menambah kelompok saja. 

"Kita dari 2016 tidak ada kenaikan. Hanya menambah kelompok di 2024. Padahal BKT-nya (biaya kuliah tunggal) kebutuhan minimumnya itu naik dari 2016 ke 2024 itu naiknya luar biasa dari Rp 7 juta menjadi Rp 14 juta. Tapi kita tidak menaikkan UKT," ungkap dia.

Mengenai tuntutan menghapus UKT Golongan 9, kata Muhtar, tidak akan dilakukan. Tetapi mengakomodir bagi mahasiswa yang mampu.

"UKT Golongan 9 tidak dihapus. Hanya untuk mengakomodir yang mampu saja. Yang tidak mampu tidak usah," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com