Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Kompas.com - 06/05/2024, 22:05 WIB
Fitri Rachmawati,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Perempuan berinisial S (15), korban pemerkosaan ayah kandungnya, Rh (39), saat ini telah berada di rumah aman.

Ia diberikan perlindungan dan penanganan serius untuk menghilangkan traumanya. 

Kanit Pelayanan Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Kota Mataram, Iptu Nur Imansyah di ruangannya, Senin (6/5/2024), mengatakan, saat ini korban dijaga dari rasa trauma setelah mengalami kekerasan seksual dari ayah kandungnya sendiri. 

"Kita menjaga korban, memberi perlindungan yang maksimal dari rasa traumanya. Korban sekarang sudah di rumah aman untuk mendapat pendampingan yang maksimal," kata Ima, panggilan kanit PPA. 

Baca juga: Ayah Perkosa Putri Kandung di Mataram Saat Istri Kerja sebagai TKW

Dia juga menjelaskan, korban merasakan kebingungan dan ketakutan setelah kejadian yang menimpanya, Rabu (1/5/2014) di rumahnya sendiri di Ampenan, Kota Mataram. 

Awalnya aparat kepolisian mendapat laporan dari tetangga korban yang kasihan kepada S ditinggal sendirian. Ibu kandungnya bekerja entah di Jakarta atau di Saudi karena saat ini masih belum ada kejelasan. Namun kini tim PPA hanya fokus pada korban anak saja. 

"Benar saja kami ke TKP melihat korban sangat kasihan, duduk sendirian di pojok ruangan dalam kondisi ketakutan dan bingung. Yang bisa kita temui saat itu hanya nenek dan bibi korban," katanya. 

Saat itu, Tim PPA mendampingi keluarga korban membuat laporan ke polisi dan langsung menjalani visum.

"Dan, benar dari hasil visum ditemukan ada luka baru dan luka yang tidak beraturan, dan jarak lapor dan visum berdekatan sehingga bisa langsung dideteksi apa yang terjadi pada korban," kata Ima. 

Ima menjelaskan, sebelumnya korban mengalami peristiwa serupa pada tahun 2021. Awalnya ia tidak menyadari mengalami kekerasan seksual oleh ayahnya karena korban sedang tertidur.

Saat bangun, ia melihat sang ayah keluar dari kamarnya dan tidak tahu apa yang dialami perempuan nahas itu. 

Setelah itu, korban tidak memikirkan apapun. Namun saat di kamar mandi ada darah yang keluar. Awalnya korban berpikir dia mengalami menstruasi pertama kalinya. 

"Tapi dia heran kenapa rasanya perih. Belakangan pada Mei kemarin saat kejadian kemarin kembali korban mengalami hal yang sama. Korban menceritakan hal itu pada ibunya," ungkap Kanit PPA Polres Kota Mataram. 

Baca juga: 7 Pria Perkosa Anak di Bawah Umur di Bangka, 5 Pelaku Masih Buron

Korban menelepon ibunya yang tengah bekerja di luar Pulau Lombok. Lalu sang ibu meminta tolong kepada tetangga. Setelah itulah kejadian ini terungkap dan ditangani tim PPA Polres Kota Mataram

Saat ini pelaku masih ditahan di tahanan Polres Kota Mataram dan dimintai keterangan atas laporan dugaan pemerkosaan terhadap anak kandungnya sendiri. Pelaku ditangkap saat tiba di Sumbawa untuk melakukan pekerjaannya sebagai tukang bangunan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rekening Perusahaan Diblokir, 600 Pekerja Sawit di Bangka Tengah Terancam PHK

Rekening Perusahaan Diblokir, 600 Pekerja Sawit di Bangka Tengah Terancam PHK

Regional
Tangkap 3 Pemuda di Ambon,  Polisi Sita 13 Paket Sabu dan Sintetis

Tangkap 3 Pemuda di Ambon, Polisi Sita 13 Paket Sabu dan Sintetis

Regional
Gara-gara Warisan, Anak Robohkan Rumah Orangtuanya dengan Buldozer di Malang

Gara-gara Warisan, Anak Robohkan Rumah Orangtuanya dengan Buldozer di Malang

Regional
Kirab Waisak 23 Mei: Akses Sekitar Candi Borobudur Ditutup, Berikut Jalur Alternatifnya

Kirab Waisak 23 Mei: Akses Sekitar Candi Borobudur Ditutup, Berikut Jalur Alternatifnya

Regional
WN Bangladesh Ditangkap karena Selundupkan Orang dari NTT ke Australia, Tawarkan Jasa lewat TikTok

WN Bangladesh Ditangkap karena Selundupkan Orang dari NTT ke Australia, Tawarkan Jasa lewat TikTok

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Sosok Ayah di Empat Lawang yang Banting Bayinya hingga Tewas, Masih Berusia 18 Tahun, Sering Aniaya Istri

Sosok Ayah di Empat Lawang yang Banting Bayinya hingga Tewas, Masih Berusia 18 Tahun, Sering Aniaya Istri

Regional
Jadi Korban Banjir Sumbar, Ritawati: Saya Terus Memimpikan Suami yang Hilang

Jadi Korban Banjir Sumbar, Ritawati: Saya Terus Memimpikan Suami yang Hilang

Regional
Penampungannya Jadi Venue PON, Pengungsi Rohingya Dipindah dari Banda Aceh

Penampungannya Jadi Venue PON, Pengungsi Rohingya Dipindah dari Banda Aceh

Regional
Ada Perayaan Waisak 2024, Jam Kunjungan Wisata Candi Borobudur Berubah

Ada Perayaan Waisak 2024, Jam Kunjungan Wisata Candi Borobudur Berubah

Regional
Diduga Jadi Tempat Prostitusi, Belasan Warung Remang-remang di Brebes Disegel Warga

Diduga Jadi Tempat Prostitusi, Belasan Warung Remang-remang di Brebes Disegel Warga

Regional
Kala Prajurit Kopassus Dilantik Tanpa Didampingi Keluarga Usai Jalani Pendidikan di Nusakambangan

Kala Prajurit Kopassus Dilantik Tanpa Didampingi Keluarga Usai Jalani Pendidikan di Nusakambangan

Regional
Usai Santap Makanan Pengajian, Puluhan Warga di Brebes Keracunan Massal

Usai Santap Makanan Pengajian, Puluhan Warga di Brebes Keracunan Massal

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com