Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meriahnya "Semarang Night Carnival", Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Kompas.com - 05/05/2024, 10:26 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Ratusan warga tampak berbondong-bondong memadati serambi jalan Balai Kota Semarang, Sabtu (4/5/2024) malam.

Pagelaran Semarang Night Carnival (SNC) memang selalu meriah tiap tahunnya. Pada tahun ini, SNC digelar secara arak-arakan dari Halaman Balai Kota Semarang dan berakhir di Simpang Lima Semarang.

Uniknya, SNC 2024 yang bertema 'Niscala' ini memadukan empat unsur budaya. Di antaranya, Warak Ngendog, Elang Jawa, Barongsai, dan Sesaji Rewanda.

Baca juga: Antusias, Warga Solo Ikut Karnaval Budaya Grebeg Sudiro Meski Diguyur Hujan

Tak heran, jika beragam kostum unik nan mewah tampak memukau masyarakat Kota Semarang. Tak hanya itu, penampilan panggung para seniman juga patut diapresiasi.

Salah satu penari kolosal Niscala, Bagas Nur Iman mengatakan, pagelaran Semarang Night Carnival 2024 menjadi event tahunan paling seru.

Dia mengaku, kelompok tarinya memerlukan waktu sekitar satu bulan dalam mempersiapkan penampilan di SNC 2024.

"Persiapan dari bulan kemarin tapi tidak seintens itu, karena terpotong dengan kegiatan lain. Jadi kita ambil setiap Minggu itu dua kali," ucap Bagas saat ditemui KOMPAS.com, Sabtu (4/5/2024).

Meski demikian, imbuh Bagas, tidak ada hambatan apa pun saat membawakan tari kolosal Niscala di Lapangan Pancasila Simpang Lima Semarang.

Bahkan, Bagas megatakan, penampilan tari yang dibawakan puluhan orang itu dinilai sukses dan berhasil memukau masyarakat Semarang.

"Normal saja untuk sebuah proses. Pasti ada sedikit masalah jadwal atau perubahan komposisi waktu di panggung. Tapi langsung bisa teratasi," ucap dia.

Menurut laki-laki yang berperan sebagai Barongsai itu, SNC 2024 tampak lebih meriah dan ramai dibanding tahun-tahun sebelummya.

Dia pun kedepannya akan lebih banyak pagelaran seni di Kota Semarang agar para seniman dapat menunjukkan semangat dan dedikasinya untuk Kota Semarang.

"Saya lihat antusias masyarakat sangat tinggi dan berbondong-bondong ke sini. Atensi dari masyarakat luar biasa. Semoga kesenian yang ada di kota Semarang lebih diperhatikan lagi, sarprasnya lebih diperbaiki, dan ekosistem seni di Semarang bisa lebih baik dan berprestasi," tutur Bagas.

Sementara itu, salah satu penonton Semarang Night Carnival 2024, Habibi mengaku, baru pertama kali menyaksikan pagelaran SNC 2024.

Baca juga: Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Dirinya menyebut, pagelaran tahunan di Semarang ini dapat mengenalkannya pada empat unsur budaya yang ada di Kota Semarang.

"Baru kali ini lihat. Bagus, keren-keren kostumnya. Setelah nonton, baru paham ternyata ini menyajikan empat unsur budaya. Ada budaya China Barongsai, Elang Jawa, Warak Ngendog, terus Sesaji Rewanda," ucap mahasiswa rantau asal Sulawesi itu.

Menurut dia, pameran kebudayaan semacam ini patut diapresiasi agar tetap lestari hingga nanti.

"Semoga tahun depan bisa lihat lagi, dan semoga tambah meriah," pungkas Habibi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usai Kecelakaan Maut Subang, Tim Gabungan Cek Kelayakan Bus Pariwisata di Banyumas

Usai Kecelakaan Maut Subang, Tim Gabungan Cek Kelayakan Bus Pariwisata di Banyumas

Regional
Soal 'Study Tour', Gibran: Jangan Dihilangkan

Soal "Study Tour", Gibran: Jangan Dihilangkan

Regional
Kebakaran Rumah di Bantaran Rel Kereta, Gibran Bakal Salurankan Bantuan Meski Tak ber-KTP Solo

Kebakaran Rumah di Bantaran Rel Kereta, Gibran Bakal Salurankan Bantuan Meski Tak ber-KTP Solo

Regional
Usai dari Lebak, 1.500 Warga Baduy Lanjutkan Perjalanan  Bertemu Pj Gubernur Banten

Usai dari Lebak, 1.500 Warga Baduy Lanjutkan Perjalanan Bertemu Pj Gubernur Banten

Regional
Kasus Penyerangan di Montong Lombok Barat, 2 Orang Ditetapkan Tersangka

Kasus Penyerangan di Montong Lombok Barat, 2 Orang Ditetapkan Tersangka

Regional
Siswi SMA Diperkosa Ayah Tiri dan Kakek, Pelaku Ancam Bunuh Ibu Korban

Siswi SMA Diperkosa Ayah Tiri dan Kakek, Pelaku Ancam Bunuh Ibu Korban

Regional
Isi Ratusan Liter BBM Subsidi di Kapal, 2 Warga Labuan Bajo Ditangkap

Isi Ratusan Liter BBM Subsidi di Kapal, 2 Warga Labuan Bajo Ditangkap

Regional
Sakit, 7 Calon Jemaah Haji Embarkasi Solo Ditunda Berangkat ke Tanah Suci

Sakit, 7 Calon Jemaah Haji Embarkasi Solo Ditunda Berangkat ke Tanah Suci

Regional
Tabungan Rp 5 Juta Terbakar, Penjual Angkringan di Solo: Padahal buat Mengembangkan Usaha

Tabungan Rp 5 Juta Terbakar, Penjual Angkringan di Solo: Padahal buat Mengembangkan Usaha

Regional
2 Penambang Timah Rakyat Ilegal di Babel Tertimbun Lumpur, 1 Tewas Tenggelam

2 Penambang Timah Rakyat Ilegal di Babel Tertimbun Lumpur, 1 Tewas Tenggelam

Regional
Kasus Oknum Polisi Diduga Aniaya Warga Aceh Utara hingga Tewas Berakhir Damai

Kasus Oknum Polisi Diduga Aniaya Warga Aceh Utara hingga Tewas Berakhir Damai

Regional
Tak Gubris Ajakan Salaman, Pelajar di Semarang Disetrika Kakak Kelasnya

Tak Gubris Ajakan Salaman, Pelajar di Semarang Disetrika Kakak Kelasnya

Regional
Terdampak Banjir, Aliran Listrik ke 1.890 Pelanggan PLN Padam

Terdampak Banjir, Aliran Listrik ke 1.890 Pelanggan PLN Padam

Regional
BNPB Salurkan Bantuan Rp 250 Juta dan Peralatan Penanganan Darurat Banjir Mahakam Ulu

BNPB Salurkan Bantuan Rp 250 Juta dan Peralatan Penanganan Darurat Banjir Mahakam Ulu

Regional
Soal Status Jokowi di PDI-P, Sukur Henry: Bagi Saya itu Masa Lalu

Soal Status Jokowi di PDI-P, Sukur Henry: Bagi Saya itu Masa Lalu

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com