SEMARANG, KOMPAS.com - Bandara Ahmad Yani Semarang dan Bandara Adi Sumarmo Solo yang semula berstatus internasional, kini diubah menjadi bandara domestik.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah, Agung Haryadi mengatakan, penerbangan internasional dari luar negeri ke Jateng yang relatif sepi menjadi salah satu alasan pengalihan status bandara.
Menurunya jumlah warga Jateng yang bepergian ke luar negeri lewat kedua bandara itu lebih banyak ketimbang turis mancanegara yang memasuki Jateng lewat Semarang dan Solo.
"Informasi dari pusat, kenapa status itu menjadi domestik, jadi setelah dikaji itu memang pergerakan perjalanan masyarakat dari antarnegara, atau kalau di Jawa Tengah ke luar itu lebih banyak pergerakan dibanding orang luar negeri ke Jawa Tengah tidak begitu besar. Entah untuk wisata atau bisnis," ujar Agung melalui sambungan telepon, Jumat (3/5/2024).
Apalagi selama pandemi pemerintah pusat menutup penerbangan internasional termasuk di dua bandara tersebut. Sehingga baru sekitar dua tahun lalu keduanya membuka penerbangan internasional kembali.
"Jadi sejak 2022 itu memang kita kisarannya baru menerima sekitar 670 orang. Kemudian 2023 ada peningkatan sekitar 900 orang. Nah yang paling besar ini di tahun ini 2024 itu kita targetnya lebih tinggi sampai 200 ribu, tapi ternyata ada kebijakan lain ya kita enggak bisa berharap banyak," bebernya.
Padahal selama penerbangan internasional ditutup saat pandemi covid-19, pihaknya telah menyiapkan strategi untuk menggaet wisatawan mancanegara agar tertarik mengunjungi Jateng saat penerbangan dibuka kembali.
"Kami sedang mempersiapkan upaya untuk meningkatkan perjalanan masyarakat luar negeri ke Jawa Tengah. Dengan asosiasi, pelaku usaha, sudah membicarakan hal itu, mempersiapkan rencana, dan mereka sudah bergerak menyusun jejaring, membuat link dengan para pelaku usaha wisata di luar negeri untuk menarik ataupun menjual paket-paketnya ke Jawa Tengah," jelas Agung.
Akan tetapi situasi tak terduga mengenai perubahan kebijakan diubahnya status kedua bandara di Jateng menjadi bandara domestik itu harus ditaati semua pihak.
"Kami tidak menyangka kalau statusnya justru kembali menjadi domestik, padahal kita sudah persiapkan selama penutupan penerbangan luar negeri kita sedang mempersiapkan itu, harapannya ketika dibuka kembali kita sudah gol untuk bisa menarik wisatawan," imbuhnya.
Baca juga: Respons Bandara Adi Soemarmo Solo Setelah Kemenhub Cabut Status Internasional
Menanggapi hal itu pihaknya berencana menyusun strategi baru untuk menarik wisatawan macanegara melalui jalur darat ataupun penerbangan domestik.
Hal ini agar status Bandara Ahmad Yani dan Bandara Adi Sumarmo dapat dipertimbangkan kembali menjadi penerbangan internasional.
"Saya yakin apa yang diputuskan tentu sudah dilakukan telaah ataupun pertimbangan. Ini bisa menjadi tantangan kita bagaimana kita menyusun suatu langkah strategic, yang lebih kompetitif, dengan membawa turis melalui pintu masuk dari Jakarta, Surabaya, Batam sekalipun. Kami akan membuat langkah strategic agar Jawa Tengah tetap menjadi tujuan utama wisatawan ataupun kunjungan bisnis," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.