CILEGON, KOMPAS.com - Akibat antrean kendaraan pemudik menuju pelabuhan Merak, Cilegon, Banten mencapai 18 kilometer, membuat sejumlah supir truk khawatir.
Seorang supir pikap dengan muatan kentang, Taufik mengaku sudah terjebak selama 10 jam di dalam jalan tol Tangerang-Merak.
Baca juga: Tiket Kapal Merak-Bakauheni Habis, Menhub Minta Maaf
"Dari jam 4 subuh di KM 90 sekarang jam 3 baru keluar tol. Ini juga belum masuk pelabuhan, engga tahu sampai kapan naik kapal," kata Taufik ditemui Kompas.com di Gerbang Tol Merak. Minggu (7/4/2024).
Taufik mengatakan, berangkat dari Patengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pukul 22.00 WIB.
Perjalanan dari Bandung hingga Tangerang lancar tanpa ada kemacetan. Namun, sesampainya di KM 90 menuju Merak terjebak antrean.
Akibat lamanya waktu tempuh di jalan, Taufik mengaku khawatir 3,2 ton kentang yang dibawanya dari Bandung menuju Kota Bandar Jaya, Lampung rusak atau busuk.
Apalagi, saat ini kondisi cuaca sedang terik yang mempercepat proses pembusukan.
"Mudah mudahan aman, makin lama (macet) kayanya makin hancur," ujar Taufik.
Baca juga: Urai Kepadatan di Pelabuhan Merak, Menko PMK: Kapal dari Merak ke Bakauheni Hanya Ngedrop
Jika setibanya di lokasi dalam kondisi busuk, Taufik akan merugi senilai Rp 40 jutaan dan muatan akan di kirim ulang
"Harganya per kilo saya kurang tahu, tapi kalau di total Rp 40 jutaan. (Rugi) Paling kita diklaim," tandas dia.
Sementara itu, Dirut PT ASDP Indonesia Ferry Ira Puspadewi menegaskan bahwa tiket penyeberangan sudah habis terjual di tanggal 6, 7 dan 8 April 2024.
Sehingga, Ira meminta kepada masyarakat yang belum memiliki tiket agar tidak berangkat ke Pelabuhan Merak.
"Tiket sudah habis dan bahwa menghimbau seluruh pengguna jasa yang mau menyebrangi tidak berangkat kecuali sudah ada tiket di tangan. Jadi memang sudah habis," kata Ira.
Ira memastikan tidak ada penambahan tiket seperti tiket kereta api atau pesawat terbang tidak bisa ditambah karena ada kuota yang telah ditetapkan. Termasuk tiket penyebrangan kapal.
"Kalau sudah habis tidak ya bisa ditambah," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.