Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Porter Lansia di Bakauheni, Pemudik Ramai tapi Tak Ada yang Mau Dibawakan Barangnya

Kompas.com - 07/04/2024, 15:49 WIB
Tri Purna Jaya,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Saripudin (60) memandang nanar ke arah terminal bus Pelabuhan Bakauheni. Puluhan penumpang turun dari bus lalu bergerombol ke area anjungan check-in mandiri.

Dia berdiri seakan menyambut kedatangan para penumpang yang membawa kardus, tas ransel dan barang lainnya.

Saripudin menghampiri salah satu dari penumpang, menawarkan tenaganya untuk membantu membawakan barang mereka.

Baca juga: Cerita Pemudik Enggan Pakai Porter, Bolak-balik Dermaga-Kapal Angkut Barang Bawaannya

Tawaran Saripudin hanya dibalas lambaian tangan tanda penolakan dari sang penumpang.

"Penumpang ramai, tapi nggak ada yang mau (dibawakan barangnya)," kata Saripudin, Minggu (7/4/2024). Dia lantas duduk kembali di depan area check-in mandiri itu.

Pria kelahiran Serang (Banten) ini mengaku sudah lebih dari 30 tahun bekerja sebagai porter di Pelabuhan Bakauheni.

Saripudin menjadi saksi sejarah bagaimana perkembangan Pelabuhan Bakauheni hingga sudah modern sekarang ini.

"Dari awal nikah, mungkin 30 tahun lalu sampai sekarang masih (kerja) di sini," kata dia.

Warga Dusun Kenyayan ini mengatakan masih mampu mengangkat barang bawaan penumpang yang memiliki berat hingga puluhan kilogram.

"Ya paling kuat 30 kilo (kg) lah sekarang," kata dia.

Meski saat ini sedang ramai arus mudik, Saprudin mengaku hal itu tidak terlalu berpengaruh dengan pendapatannya.

"Sama saja (seperti hari biasa), paling banyak juga Rp 100.000. Penumpang ramai tapi bawaan sedikit. Kita kan nggak cari ramainya, tapi cari barangnya," kata Saprudin.

Porter lain bernama Misnan juga mengatakan penghasilan selama masa mudik tidak terpengaruh dengan ramainya penumpang.

Misnan mengatakan dalam sekali angkut dia biasa diberi uang jasa mulai dari Rp 10.000 - Rp 30.000.

"Ya namanya rezeki, kadang dapat kadang nggak dapat," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polemik Rencana Pemindahan Makam Theys Hiyo Eluay di Jayapura

Polemik Rencana Pemindahan Makam Theys Hiyo Eluay di Jayapura

Regional
Petahana Bupati Tegal Umi Azizah Kembali Ikuti Penjaringan PKB di Pilkada 2024

Petahana Bupati Tegal Umi Azizah Kembali Ikuti Penjaringan PKB di Pilkada 2024

Regional
Misteri Potongan Tubuh Bercelana Biru Dalam Parit di Pontianak

Misteri Potongan Tubuh Bercelana Biru Dalam Parit di Pontianak

Regional
Remaja Putri 15 Tahun di Kapuas Hulu Dicabuli 8 Pemuda, 4 Pelaku Bawah Umur

Remaja Putri 15 Tahun di Kapuas Hulu Dicabuli 8 Pemuda, 4 Pelaku Bawah Umur

Regional
Hampir Sebulan Buron, Rutan di Lampung Baru Minta Bantuan Polisi Cari Napi Kabur

Hampir Sebulan Buron, Rutan di Lampung Baru Minta Bantuan Polisi Cari Napi Kabur

Regional
Saat 15 Ton Garam Disemai di Langit Gunung Marapi untuk Cegah Hujan Lebat...

Saat 15 Ton Garam Disemai di Langit Gunung Marapi untuk Cegah Hujan Lebat...

Regional
[POPULER REGIONAL] Pensiunan Guru Ditipu Rp 74,7 Juta | Buntut Dugaan Pemalakan Dishub Medan

[POPULER REGIONAL] Pensiunan Guru Ditipu Rp 74,7 Juta | Buntut Dugaan Pemalakan Dishub Medan

Regional
Cerita Korban Banjir Luwu yang Rumahnya Hanyut Terbawa Arus, Kini Menanti Perbaikan

Cerita Korban Banjir Luwu yang Rumahnya Hanyut Terbawa Arus, Kini Menanti Perbaikan

Regional
Ada Ritual Biksu Thudong, Polresta Magelang Siapkan Pengamanan Estafet

Ada Ritual Biksu Thudong, Polresta Magelang Siapkan Pengamanan Estafet

Regional
Mahakam Ulu Banjir Bandang, BPBD Baru Bisa Dirikan 1 Posko Pengungsian karena Akses Terputus

Mahakam Ulu Banjir Bandang, BPBD Baru Bisa Dirikan 1 Posko Pengungsian karena Akses Terputus

Regional
Mahakam Ulu Terendam Banjir: Ketinggian Air Capai 4 Meter, Ratusan Warga Mengungsi

Mahakam Ulu Terendam Banjir: Ketinggian Air Capai 4 Meter, Ratusan Warga Mengungsi

Regional
Baru Satu Minggu Dimakamkan, Makam Pemuda di Tarakan Dibongkar karena Ada Dugaan Penganiayaan

Baru Satu Minggu Dimakamkan, Makam Pemuda di Tarakan Dibongkar karena Ada Dugaan Penganiayaan

Regional
Nenek 65 Tahun di Sorong Diperkosa 5 Orang hingga Tewas, 1 Pelaku Ditangkap

Nenek 65 Tahun di Sorong Diperkosa 5 Orang hingga Tewas, 1 Pelaku Ditangkap

Regional
Bukit Kessapa, Tempat Bersejarah Penyebaran Ajaran Buddha yang Jadi Titik Awal Perjalanan Bhikku Thudong

Bukit Kessapa, Tempat Bersejarah Penyebaran Ajaran Buddha yang Jadi Titik Awal Perjalanan Bhikku Thudong

Regional
Lagi, 1 Anak di Gunungkidul Meninggal karena DBD, Total Ada 600 Kasus

Lagi, 1 Anak di Gunungkidul Meninggal karena DBD, Total Ada 600 Kasus

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com