MAGELANG, KOMPAS.com – Bulan Ramadhan menjadi penanda munculnya jemunak, penganan berbahan dasar singkong yang dibuat hanya selama bulan itu.
Seakan agar kehadirannya tampak berkesan, kudapan khas Desa Gunungpring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, itu dikemas dalam tradisi grebeg. Namanya Grebeg Jemunak.
Seputaran Gunungpring, Minggu (31/3/2024) sore, tumpah-ruah masyarakat di kiri kanan jalan. Tua muda melebur, bahkan tak sedikit anak-anak menonton dari gendongan orang tuanya.
Yang dinanti-nanti pun tiba: arak-arakan gunungan jemunak. Dua gunungan berdiri dengan tinggi sekitar 1,5 meter dan total jumlahnya 2.024 tum (kemasan berbentuk trapesium). Para penandu sempat memutar-mutarkan jemunak untuk menarik perhatian.
Baca juga: Melihat Tradisi Berbagi Kue Serabi di Madura pada Malam 21 Ramadhan
Jemunak kemudian dibawa ke sebuah masjid di Dusun Dukuhan, Gunungpring. Setelah melakukan seremoni sejenak, panitia melemparkan jemunak ke arah warga. Ada pula warga yang naik ke panggung untuk mengambil jemunak sendiri.
“Kami melibatkan produsen jemunak dari tiga dusun, yakni Karaharjan, Bintaro, dan Gunungpring,” kata ketua panitia Grebeg Jemunak, Wiwin Setiawan.
Wiwin mengatakan, bagi sebagian masyarakat Gunungpring, aktivitas membuat jemunak sudah menjadi tradisi yang diwariskan turun-temurun.
Jemunak adalah kudapan yang dibuat dari singkong, beras ketan, kelapa parut, dan gula merah.
Cara pembuatannya diawali dengan mengupas singkong lalu diparut. Sembari itu, beras ketan dikukus hingga setengah matang. Kedua bahan itu lalu ditumbuk halus dan kembali dikukus sampai matang.
Setelah masak, jemunak biasanya dikemas dalam tum dengan tambahan juruh atau cairan gula merah.
“Kami membuat Grebeg Jemunak ini untuk mengenalkan makanan ini ke masyarakat,” imbuh Wiwin.
Baca juga: Malam Pasang Lampu, Tradisi Warga Gorontalo di Penghujung Ramadhan
Solihah (47), warga Gunungpring, turut berebut dengan warga lain demi kudapan itu. Ia mendapat tiga bungkus.
“Saya sejak kecil sudah makan jemunak. Rasanya manis dan gurih bercampur jadi satu,” cetusnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.