Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Pasien DBD Kondisi Berat Dirawat di RSHS, Kenali Ciri-cirinya

Kompas.com - 30/03/2024, 14:17 WIB
Agie Permadi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung merawat 11 pasien demam dengue dengan kondisi berat.

Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis KSM IK Anak RSUP Dr Hasan Sadikin, Dr Anggraini Alam mengatakan, bahwa beberapa yang dirawat di RSHS ini dalam kondisi syok berkepanjangan, pendarahan dari hidung, dan saluran cerna, dan kejang-kejang tak sadarkan diri.

"Yang demikian kita rawat dan sebagian besar bisa diselamatkan," ucap Anggraini, dalam keterangan video yang diterima, Sabtu (30/3/2024).

Meski begitu, kata Anggraini, pasien yang meninggal tetap ada dan dinilainya cukup tinggi.

Baca juga: Diduga Mabuk, Mahasiswa di Bandung Tabrak Driver Ojol hingga Tewas

 

"Kematian tetap ada, dalam tiga bulan terakhir ini, sekitar 5 persen, itu suatu angka tinggi kalau (kondisi) amat sangat berat, terlambat ditanganinya, angka kematiannya sebetulnya bisa 50-50," ujar dia.

Dia mengatakan, untuk angka kematian akibat dengue ini sebesar 75 persen untuk anak-anak di usia 0-14 tahun.

"Kalau angka kejadian untuk anak 0-14 tahun itu sekitar 50 persen, sedangkan sekitar 30 persennya umur 15-44 tahun. Jadi, memang dengue itu di Indonesia adalah penyakit untuk anak muda," kata Anggraini.

Baca juga: Kronologi Remaja Putri di Bandung Hilang Diduga Dibawa Pria Kenalan Facebook

Anggraini menyebut, apabila penyakit dengue ini menjangkiti orangtua terutama lansia maka kondisinya dianggap berat.

"Ada beberapa kelompok yang harus diwaspadai akan mengalami dengue yang berat yaitu bayi, lansia kemudian yang gemuk, anak yang obesitas, kemudian yang memiliki komorbid," ucap dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'May Day', Buruh di Jateng Akan Demo Besar di Semarang

"May Day", Buruh di Jateng Akan Demo Besar di Semarang

Regional
Nobar Timnas Bareng Sandiaga di Solo, Gibran: Tak Bicara Politik

Nobar Timnas Bareng Sandiaga di Solo, Gibran: Tak Bicara Politik

Regional
Satgas Cartenz Duga KKB Penyerang Rumah Polisi dan Polsek Homeyo Kelompok Keni Tipagau

Satgas Cartenz Duga KKB Penyerang Rumah Polisi dan Polsek Homeyo Kelompok Keni Tipagau

Regional
Status Kepegawaian Belum Jelas, PPDI Kebumen Curhat ke Bupati

Status Kepegawaian Belum Jelas, PPDI Kebumen Curhat ke Bupati

Regional
Kesal 'Di-prank', Seorang Pemuda Aniaya Kakeknya

Kesal "Di-prank", Seorang Pemuda Aniaya Kakeknya

Regional
Nelayan di Merauke Papua Temukan Mayat dengan Kepala Sudah Terpisah

Nelayan di Merauke Papua Temukan Mayat dengan Kepala Sudah Terpisah

Regional
Gibran Tanggapi soal DPRD Singgung Pembangunan Masjid Sriwedari Belum Selesai dalam Rapat Paripurna

Gibran Tanggapi soal DPRD Singgung Pembangunan Masjid Sriwedari Belum Selesai dalam Rapat Paripurna

Regional
Tak Nafkahi Anak Setelah Bercerai, Pria di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Tak Nafkahi Anak Setelah Bercerai, Pria di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Regional
UTBK-SNBT Dimulai, 10 Peserta di Lampung Tak Bawa Surat Keterangan Lulus

UTBK-SNBT Dimulai, 10 Peserta di Lampung Tak Bawa Surat Keterangan Lulus

Regional
Bukit Rhema Gereja Ayam Gratiskan Tiket untuk Timnas U-23 Indonesia, Promo Selama Setahun

Bukit Rhema Gereja Ayam Gratiskan Tiket untuk Timnas U-23 Indonesia, Promo Selama Setahun

Regional
PHRI Solo Kecewa Status Internasional Bandara Adi Soemarmo Dicabut

PHRI Solo Kecewa Status Internasional Bandara Adi Soemarmo Dicabut

Regional
Satpam di Agam Ditemukan Tewas, Sejumlah Bagian Tubuh Hilang

Satpam di Agam Ditemukan Tewas, Sejumlah Bagian Tubuh Hilang

Regional
Bayi di Lebak Banten Diserang Monyet Liar, Perut korban Robek karena Gigitan

Bayi di Lebak Banten Diserang Monyet Liar, Perut korban Robek karena Gigitan

Regional
Perahu Terbalik Diterjang Ombak, Seorang Nelayan Hilang di Perairan Nusakambangan

Perahu Terbalik Diterjang Ombak, Seorang Nelayan Hilang di Perairan Nusakambangan

Regional
MenPAN-RB: Presiden Larang Pemda Buat Aplikasi Baru, Persulit Masyarakat

MenPAN-RB: Presiden Larang Pemda Buat Aplikasi Baru, Persulit Masyarakat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com