Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disper Sikka soal Rabies: Belum Ada Penambahan Jumlah Kasus Gigitan HPR

Kompas.com - 26/03/2024, 19:33 WIB
Serafinus Sandi Hayon Jehadu,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dinas Pertanian (Disper) Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) menyatakan, belum ada penambahan jumlah kasus gigitan hewan penular rabies (HPR).

Kadis Pertanian Sikka, Yohanes Emil Satriawan, mengatakan hingga Selasa (26/3/2024) jumlah kasus gigitan HPR sebanyak 510 kasus.

"Data ini dari Januari hingga pertengahan Maret 2024. Belum ada laporan penambahan kasus gigitan HPR," ujar Yohanes saat dihubungi, Selasa.

Baca juga: Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Menipis, Tersisa 1.680 Dosis

Dia menjelaskan dari 510 kasus gigitan HPR, ada 15 dari 19 spesimen otak anjing yang diperiksa dinyatakan positif rabies. Kemudian dua korban gigitan meninggal dunia.

Yohanes mengatakan, hingga saat ini para petugas kesehatan hewan sedang melakukan vaksinasi di sejumlah wilayah.

Hanya saja, tim vaksinator menemukan kendala lantaran pemilik HPR tidak kooperatif.

Misalnya, ungkap Yohanes, ketika pemaksaan vaksinasi di Desa Nele Urung, Kecamatan Nele pada Senin (25/3/2024).

Di sana total populasi anjing di wilayah itu 112 ekor, namun realisasi vaksinasi 98 ekor.

"Sisanya tidak divaksin karena pemilik anjing tidak berada di rumah. Ini yang kadang jadi kendala penanganan penyakit rabies," kata dia.

Baca juga: Sikka Masih KLB Rabies, Warga Diminta Tidak Pelihara Banyak Anjing

Dia mengimbau agar para pemilik HPR bersikap proaktif saat didatangi petugas untuk mencegah bertambahnya kasus rabies. Apalagi saat ini Pemkab Sikka telah menetapkan kejadian luar biasa (KLB) rabies.

Sebelumnya, Penjabat Bupati Sikka, Adrianus Firminus Parera menginstruksikan para camat, lurah, dan kepala untuk mendata jumlah HPR di masing-masing wilayah.

Dia juga meminta untuk mengambil tindakan eliminasi selektif apabila masih ada warga yang tidak memberikan HPR nya divaksin, tidak diikat atau dikandangkan.

Kemudian paling penting komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang bahaya penyakit rabies terus dilakukan ditingkat kecamatan, lurah, dan desa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Regional
Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com