Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

46 TKI Kabur dari Malaysia Melalui Nunukan sejak Januari 2024, Apa yang Terjadi?

Kompas.com - 26/03/2024, 16:40 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Sebanyak 46 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia melarikan diri dari sejumlah perusahaan Malaysia melalui perbatasan darat RI-Malaysia, di dataran tinggi Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara.

"Mayoritas alasan mereka kabur dari perusahaan di Malaysia, karena pembayaran gaji yang tidak sesuai," ujar Kasi Tikim Imigrasi Nunukan, Jodhi Erlangga, Selasa (26/3/2024).

Jodhi mengatakan, sejak Januari hingga Maret 2024, Imigrasi Nunukan mencatat ada 46 TKI yang kabur lewat Krayan, Nunukan. Perinciannya yakni 7 orang di Januari 2024, 16 orang di Februari 2024, dan 23 orang di Maret 2024.

"Setiap bulannya, para TKI yang kabur dari Malaysia jumlahnya mengalami kenaikan," papar dia.

Baca juga: Kabur dari Perkebunan Kelapa Sawit Malaysia, 4 TKI Ilegal Diamankan TNI di Perbatasan


Baca juga: Viral, Unggahan TKW Diduga asal Banyuwangi Sakit dan Terlantar di Malaysia, Apa yang Terjadi?

Aneka cara TKI melarikan diri

Jodhi menjelaskan, para TKI biasanya kabur dengan lebih dulu merencanakannya jauh-jauh hari.

Menurutnya, ada yang rela berjalan kaki melalui jalanan setapak di tengah perkebunan sawit dan tengah hutan.

"Ada juga yang memesan jasa mobil travel untuk mengantarkan mereka sampai daerah perbatasan negara," kata dia.

"Para TKI yang kabur berasal dari berbagai provinsi di Nusantara. Untuk data berapa lama mereka di Malaysia, bekerja di mana, kami tidak sampai mendalami itu. Intinya, mereka WNI yang pulang ke negaranya, dan tentu akan kami terima," imbuhnya.

Baca juga: Gerebek Rumah Penampungan Calon TKI Ilegal di Nunukan, 11 Warga Diamankan

Jodhi menambahkan, para TKI-TKI tersebut kemudian diterbangkan menuju Kota Tarakan, untuk selanjutnya kembali ke daerah asal masing masing secara mandiri.

Fenomena TKI Malaysia kabur dengan alasan gaji yang tidak sesuai imbuhnya, menjadi pembelajaran bagi para calon tenaga kerja Indonesia (CTKI) yang sering kali nekat berangkat tidak secara resmi dan melewati jalur ilegal.

"Ketika bekerja tanpa adanya dokumen resmi, keberadaan mereka di negeri orang tidak tercatat oleh negara," bebernya.

Para TKI ilegal tersebut rentan menjadi korban eksploitasi, dan riskan menjadi sapi perah.

"Tenaga mereka diperas, dan gaji yang diberikan, tidak sebanding dengan tenaga yang mereka keluarkan," katanya lagi.

"Dan lagi-lagi kami tidak pernah lelah untuk mengimbau para CTKI, agar melengkapi diri dengan dokumen keimigrasian, demi jaminan keamanan, dan menjauhkan risiko perlakuan tidak manusiawi saat di negeri orang," pungkasnya.

Baca juga: Hendak Menyeberang ke Malaysia, 16 Calon TKI Ilegal Diamankan di Pulau Sebatik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Direktur PT Info Solusi Net Ditahan, 'Mark Up' Harga Langganan Internet Desa di Muba, Kerugian Negara Rp 27 Miliar

Direktur PT Info Solusi Net Ditahan, "Mark Up" Harga Langganan Internet Desa di Muba, Kerugian Negara Rp 27 Miliar

Regional
Mayat yang Ditemukan di Trotoar Simpang Sentul Bogor Diduga Korban Tawuran, Ditemukan Luka Sobek di Punggung

Mayat yang Ditemukan di Trotoar Simpang Sentul Bogor Diduga Korban Tawuran, Ditemukan Luka Sobek di Punggung

Regional
Pergerakan Tanah di Cianjur Meluas, 2 Kampung Diungsikan

Pergerakan Tanah di Cianjur Meluas, 2 Kampung Diungsikan

Regional
Cerita Rukijan, Tujuh Tahun Menanti Kabar Anaknya di Depan Pintu Pagar Rumah Mertua...

Cerita Rukijan, Tujuh Tahun Menanti Kabar Anaknya di Depan Pintu Pagar Rumah Mertua...

Regional
Ada Belatung di Nasi Kotak Pesanan, Rumah Makan Padang di Ambon Dipasangi Garis Polisi

Ada Belatung di Nasi Kotak Pesanan, Rumah Makan Padang di Ambon Dipasangi Garis Polisi

Regional
Mengenal Festival Rimpu Mantika, Upaya Pelestarian Kekayaan Budaya Bima

Mengenal Festival Rimpu Mantika, Upaya Pelestarian Kekayaan Budaya Bima

Regional
Terekam CCTV, Begini Detik-detik Penembakan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto

Terekam CCTV, Begini Detik-detik Penembakan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto

Regional
Longsor Terjang Lebong Bengkulu, Jalur Lintas Putus, Satu Mobil Masuk Jurang

Longsor Terjang Lebong Bengkulu, Jalur Lintas Putus, Satu Mobil Masuk Jurang

Regional
Dikira Ikan, Pemancing di Kalsel Malah Temukan Mayat yang Tersangkut Mata Kail

Dikira Ikan, Pemancing di Kalsel Malah Temukan Mayat yang Tersangkut Mata Kail

Regional
Geger Penemuan Mayat Pria di Bogor, Tergeletak di Trotoar Dekat Simpang Sentul

Geger Penemuan Mayat Pria di Bogor, Tergeletak di Trotoar Dekat Simpang Sentul

Regional
Kronologi Penembakan di Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Diduga Tolak Bayar Parkir

Kronologi Penembakan di Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Diduga Tolak Bayar Parkir

Regional
Perkosa Siswi SMP, Pria 19 Tahun di Buru Selatan Ditangkap

Perkosa Siswi SMP, Pria 19 Tahun di Buru Selatan Ditangkap

Regional
Kepala Bayi Terpisah Saat Persalinan, Polresta Banjarmasin Bentuk Tim Penyelidikan

Kepala Bayi Terpisah Saat Persalinan, Polresta Banjarmasin Bentuk Tim Penyelidikan

Regional
Tim SAR Gabungan Cari 1 Korban Tertimbun Longsor di Buntao Toraja Utara

Tim SAR Gabungan Cari 1 Korban Tertimbun Longsor di Buntao Toraja Utara

Regional
Pj Gubernur Sumsel: Perempuan Pilar Utama dalam Membangun Keluarga dan Negara

Pj Gubernur Sumsel: Perempuan Pilar Utama dalam Membangun Keluarga dan Negara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com