Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Ekstrem, Pemancar Setinggi 70 Meter di Puncak Merbabu Roboh

Kompas.com - 21/03/2024, 10:47 WIB
Dian Ade Permana,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Pemancar setinggi kurang lebih 70 meter yang berada di puncak 2 Gunung Merbabu, roboh. Pemancar tersebut berada di ketinggian 2.847 mdpl.

Pengelola Base Camp Thekelan Gunung Merbabu Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Bungah mengatakan, kejadian tersebut pertama kali diketahui pendaki yang turun gunung.

"Awalnya sekitar dua minggu lalu, karena cuaca ekstrem ada pendaki yang turun. Namun dia tidak menyadari kalau pemancar roboh, tahunya dilepas oleh petugas," jelasnya, Kamis (21/3/2024).

Baca juga: Terparah sejak 1992, Banjir Demak Rendam 13 Kecamatan, Ketinggian Capai 3 Meter, 25.000 Warga Mengungsi

Diketahui, cuaca ekstrem di kawasan puncak Gunung Merbabu berlangsung kurang lebih selama tiga hari berturut-turut.

"Karena itu tidak ada pendaki yang naik gunung, bahkan pendaki yang sudah ada di jalur, kita jemput untuk turun karena ini demi keselamatan bersama," kata Bungah.

"Di Pos 3 ada enam pendaki yang kena badai, kita paksa turun. Puluhan pendaki yang ada di sekitar Pos 2 juga berinisiatif turun kembali ke base camp. Sementara yang kita tahan di base camp, ada lebih dari 30 pendaki, tidak boleh naik karena cuaca tidak memungkinkan," katanya lagi.

Baca juga: Banjir Jakarta, Apa Itu Hipotermia dan Bagaimana Gejalanya?


Roboh karena cuaca ekstrem

Setelah cuaca cukup kondusif dan pendaki diperbolehkan naik, baru diketahui secara jelas bahwa pemancar di puncak 2 roboh karena cuaca ekstrem.

Meski roboh, lanjut Bungah, belum diambil tindakan terhadap besi-besi pemancar tersebut.

"Kita belum tahu siapa yang bertanggung jawab atau pemilik pemancar tersebut, koordinasi dengan pengelola Taman Nasional Gunung Merbabu," kata dia.

Baca juga: Banyak yang Kena Hipotermia di Dieng Culture Festival, Seperti Apa Gejalanya?

Menurut Bungah, karena robohnya pemancar tersebut saat cuaca ekstrem, sehingga tidak ada pendaki yang naik Gunung Merbabu.

"Kalau korban tidak ada, karena saat itu gunung sepi karena para pendaki ditahan di base camp tidak boleh naik karena cuaca," kata dia.

Bungah mengimbau para pendaki Gunung Merbabu untuk selalu waspada dan memerhatikan faktor cuaca.

"Jangan memaksakan diri, paling penting adalah keselamatan. Saat ini cuaca sedang ekstrem, lebih baik menunggu hingga kondusif," ungkapnya.

Baca juga: Peringatan Cuaca Ekstrem di Jateng Berlanjut hingga 21 Maret 2024, Berikut Daerah yang Terdampak

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

5 Tradisi Pacuan Tradisional di Indonesia, Tidak Hanya Karapan Sapi

5 Tradisi Pacuan Tradisional di Indonesia, Tidak Hanya Karapan Sapi

Regional
Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto yang Tewas Ditembak Baru Bekerja Seminggu

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto yang Tewas Ditembak Baru Bekerja Seminggu

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Maluku, BPBD: Tak Ada Kerusakan

Gempa M 5,2 Guncang Maluku, BPBD: Tak Ada Kerusakan

Regional
Bandara Supadio Hanya Layani Penerbangan Domestik, Warga Pontianak Merasa Dirugikan

Bandara Supadio Hanya Layani Penerbangan Domestik, Warga Pontianak Merasa Dirugikan

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Tanimbar Maluku, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Tanimbar Maluku, Tak Berpotensi Tsunami

Regional
Deputi 1 KSP Febry Calvin Tetelepta Daftar Jadi Cagub Maluku dari PDI-P

Deputi 1 KSP Febry Calvin Tetelepta Daftar Jadi Cagub Maluku dari PDI-P

Regional
Speedboat Terbakar di Perairan Gili Trawangan, Kapten Alami Luka Bakar

Speedboat Terbakar di Perairan Gili Trawangan, Kapten Alami Luka Bakar

Regional
Polisi Ungkap Kasus Wanita Tewas di Kampar, Ternyata Dibunuh Mantan Suaminya karena Perselingkuhan

Polisi Ungkap Kasus Wanita Tewas di Kampar, Ternyata Dibunuh Mantan Suaminya karena Perselingkuhan

Regional
Bangka Belitung Rekrut 235 Anggota PPK, Digaji Rp 2,5 Juta

Bangka Belitung Rekrut 235 Anggota PPK, Digaji Rp 2,5 Juta

Regional
Korupsi 200 Ton Beras, Eks Wali Kota Tual Ditahan Polisi

Korupsi 200 Ton Beras, Eks Wali Kota Tual Ditahan Polisi

Regional
Sekda Maluku Sadli Ie Ditunjuk Jadi Pj Gubernur, Gantikan Murad yang Habis Masa Jabatan

Sekda Maluku Sadli Ie Ditunjuk Jadi Pj Gubernur, Gantikan Murad yang Habis Masa Jabatan

Regional
Kapal Belum Masuk, Harga Bawang Putih di Ambon Tembus Rp 50.000 Per Kg

Kapal Belum Masuk, Harga Bawang Putih di Ambon Tembus Rp 50.000 Per Kg

Regional
Pemkot Magelang Punya Layanan Sedot Tinja, Berikut Tarif dan Cara Pakai Jasanya

Pemkot Magelang Punya Layanan Sedot Tinja, Berikut Tarif dan Cara Pakai Jasanya

Regional
Penembak Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Ditangkap

Penembak Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Ditangkap

Regional
390 Kg Daging Celeng Diselundupkan ke Bekasi, Disembunyikan Dalam Truk Pengangkut Besi

390 Kg Daging Celeng Diselundupkan ke Bekasi, Disembunyikan Dalam Truk Pengangkut Besi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com