Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berburu Bubur India di Masjid Pakojan Semarang, Kuliner yang Hanya Ada Saat Ramadhan

Kompas.com - 19/03/2024, 17:00 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Bagi warga Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) mungkin sudah tak asing dengan "Bubur India" makanan khas yang ada di Masjid Jami Pakojan.

Bubur yang disajikan setiap Bulan Ramadhan itu menjadi makanan favorit warga sekitar. Tak jarang banyak warga rela antre untuk mendapatkan bubur tersebut.

Warga yang ingin berkunjung dan mencicipi Bubur India bisa datang ke Masjid Jami Pakojan yang berada di Jalan Petolongan Nomor 1 RT 001 RW 004, Kelurahan Purwodinatan Semarang.

Tak perlu khawatir soal biaya, warga dapat mencicipi Bubur India secara gratis di masjid tersebut setiap Ramadhan.

Baca juga: Masjid Singaraja Bali Merawat Tradisi Bubur Kajanan untuk Buka Puasa Bersama

Bubur tersebut terbuat dari bawang merah, bawang putih, bawang prei, pandan, daun salam, dan wortel serta rempah-rempah seperti sereh, kayu manis, jahe dan garam.

Bahan-bahan itu kemudian dicampur dengan beras dimasak dalam panci raksasa, persis di atas tungku kayu yang usianya sudah ratusan tahun.

Selama tiga jam, tiga juru masak tersebut bergantian mengaduk olahan bubur dan mereka bergantian mengatur api di tungku api tradisional ini.

Waktu memasak ini dimulai dari usai sholat Dzuhur hingga adzan Ashar berkumandang.

Pengurus Masjid Jami Pakojan, Muhammad Basrin mengatakan, Bubur India menjadi makanan khas setiap Bulan Ramadhan yang dibagikan secara gratis ke warga.

"Ini sudah jadi tradisi," jelasnya saat ditemui kompas.com di lokasi, Selasa (19/3/2024).

Setiap harinya, dia memasak 600 mangkok bubur yang diberikan kepada warga setempat maupun warga yang sengaja datang ke Masjid tersebut.

"Ada 200 mangkok yang kita bagikan di masjid terus 400 an kita bagikan ke warga sekitar," kata dia.

Dalam sehari, untuk membuat bubur India dapat menghabiskan 20 kilogram beras. Hal itu akan terus dilakukan selama Bulan Ramadhan selesai.

"Bubur India adanya setiap Ramadan di Masjid Jami Pekojan," imbuhnya.

Dia menjelaskan, sampai saat ini resep Bubur India tak pernah berubah. Resep tersebut turun-temurun yang dibawa dari Gujarat.

"Mungkin dari Gujarat, makanya dikasih nama Bubur India," ucap Basrin.

Tradisi membagikan Bubur India di Masjid Jami Pakojan juga sudah berlangsung ratusan tahun. Hal itu membuat masjid tersebut mempunyai makna tersendiri.

"Ini sudah lebih satu abad masjidnya. Tradisi membagikan bubur sudah ratusan tahun," bebernya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Regional
Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Regional
Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Regional
Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy 'Turun Gunung' pada 17 Mei 2024

Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy "Turun Gunung" pada 17 Mei 2024

Regional
Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Regional
Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Regional
Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit

Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit

Regional
Kecelakaan Beruntun di Depan KIW Semarang, Satu Pengendara Tewas

Kecelakaan Beruntun di Depan KIW Semarang, Satu Pengendara Tewas

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Keterlibatan Anak Bupati Solok Selatan Diselidiki

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Keterlibatan Anak Bupati Solok Selatan Diselidiki

Regional
Tersangka Pembunuh Waria di Sukabumi Ditangkap di Bus Menuju Bogor

Tersangka Pembunuh Waria di Sukabumi Ditangkap di Bus Menuju Bogor

Regional
Banjir Rob Menyulap Hamparan Sawah di Pesisir Demak Menjadi Lautan

Banjir Rob Menyulap Hamparan Sawah di Pesisir Demak Menjadi Lautan

Regional
Daftar ke Partai Nasdem, Sinyal Denny Indrayana Kembali Bertarung di Pilkada Kalsel

Daftar ke Partai Nasdem, Sinyal Denny Indrayana Kembali Bertarung di Pilkada Kalsel

Regional
Jadi yang Terparah, Banjir Rob di Pesisir Jateng Diprediksi Terjadi hingga Akhir Mei

Jadi yang Terparah, Banjir Rob di Pesisir Jateng Diprediksi Terjadi hingga Akhir Mei

Regional
Dugaan TPPO di NTB, Jebolan Ajang Pencari Bakat Nasional Jadi Tersangka

Dugaan TPPO di NTB, Jebolan Ajang Pencari Bakat Nasional Jadi Tersangka

Regional
Kesaksian Tagana Lubuklinggau, Bukan soal Uang tapi Selamatkan Orang

Kesaksian Tagana Lubuklinggau, Bukan soal Uang tapi Selamatkan Orang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com