SEMARANG, KOMPAS.com - Bagi warga Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) mungkin sudah tak asing dengan "Bubur India" makanan khas yang ada di Masjid Jami Pakojan.
Bubur yang disajikan setiap Bulan Ramadhan itu menjadi makanan favorit warga sekitar. Tak jarang banyak warga rela antre untuk mendapatkan bubur tersebut.
Warga yang ingin berkunjung dan mencicipi Bubur India bisa datang ke Masjid Jami Pakojan yang berada di Jalan Petolongan Nomor 1 RT 001 RW 004, Kelurahan Purwodinatan Semarang.
Tak perlu khawatir soal biaya, warga dapat mencicipi Bubur India secara gratis di masjid tersebut setiap Ramadhan.
Baca juga: Masjid Singaraja Bali Merawat Tradisi Bubur Kajanan untuk Buka Puasa Bersama
Bubur tersebut terbuat dari bawang merah, bawang putih, bawang prei, pandan, daun salam, dan wortel serta rempah-rempah seperti sereh, kayu manis, jahe dan garam.
Bahan-bahan itu kemudian dicampur dengan beras dimasak dalam panci raksasa, persis di atas tungku kayu yang usianya sudah ratusan tahun.
Selama tiga jam, tiga juru masak tersebut bergantian mengaduk olahan bubur dan mereka bergantian mengatur api di tungku api tradisional ini.
Waktu memasak ini dimulai dari usai sholat Dzuhur hingga adzan Ashar berkumandang.
Pengurus Masjid Jami Pakojan, Muhammad Basrin mengatakan, Bubur India menjadi makanan khas setiap Bulan Ramadhan yang dibagikan secara gratis ke warga.
"Ini sudah jadi tradisi," jelasnya saat ditemui kompas.com di lokasi, Selasa (19/3/2024).
Setiap harinya, dia memasak 600 mangkok bubur yang diberikan kepada warga setempat maupun warga yang sengaja datang ke Masjid tersebut.
"Ada 200 mangkok yang kita bagikan di masjid terus 400 an kita bagikan ke warga sekitar," kata dia.
Dalam sehari, untuk membuat bubur India dapat menghabiskan 20 kilogram beras. Hal itu akan terus dilakukan selama Bulan Ramadhan selesai.
"Bubur India adanya setiap Ramadan di Masjid Jami Pekojan," imbuhnya.
Dia menjelaskan, sampai saat ini resep Bubur India tak pernah berubah. Resep tersebut turun-temurun yang dibawa dari Gujarat.
"Mungkin dari Gujarat, makanya dikasih nama Bubur India," ucap Basrin.
Tradisi membagikan Bubur India di Masjid Jami Pakojan juga sudah berlangsung ratusan tahun. Hal itu membuat masjid tersebut mempunyai makna tersendiri.
"Ini sudah lebih satu abad masjidnya. Tradisi membagikan bubur sudah ratusan tahun," bebernya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.