Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Langgilo, Tradisi Membuat Ramuan Herbal untuk Mencuci Perlengkapan Ibadah Jelang Ramadhan

Kompas.com - 11/03/2024, 16:13 WIB
Rosyid A Azhar ,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

GORONTALO, KOMPAS.com – Masyarakat Gorontalo menyambut datangnya bulan Ramadhan dengan tradisi langgilo, yaitu membuat ramuan pengharum dari herbal untuk mencuci pakaian dan peralatan yang digunakan untuk beribadah.

Bahan yang digunakan dalam tradisi langgilo ini adalah jeruk, nilam, kelapa parut, pandan, daun kunyit dan sereh wangi.

Bahan ramuan ini direbus pada periuk tanah yang agak besar. Kemudian air rebusannya digunakan untuk membilas kain cucian yang akan dipakai pada waktu shalat.

Baca juga: Tradisi Ziarah Membawa Berkah, Penjual Bunga Tabur di Semarang Diserbu Pembeli

“Kebiasaan langgilo ini sekarang masih ada. Tapi saya kurang tahu kalau masih banyak yang bikin atau tidak,” kata Zahra Khan salah seorang warga Desa Huntu Selatan Kabupaten Bone Bolango, Senin (11/3/2023).

Menurut Zahra, langgilo biasanya sudah dilaksanakan pada hari ketiga menjelang puasa Ramadhan. Pada hari itu, warga desa sudah merebus ramuan berbagai tanaman untuk dijadikan pengharum.

“Kalau di rumah ti Ibu yang selalu buat, bahannya rempah daun wangi, pandan, sereh wangi, ulu-ulu, daun kunyit, daun jeruk. Semuanya direbus, air rebusannya dipakai untuk merendam pakaian yang akan dipakai salat di bulan Ramadan,” tutur Zahra Khan.

Bagi Masyarakat Gorontalo langgilo bukan sekadar memberi aroma harum pada pakaian yang digunakan untuk beribadah Ramadhan. Namun juga bermakna kesiapan batin setiap individu atau keluarga dalam menjalani ragam ibadah di bulan Ramadan.

Seperti tadarus atau mengaji, salat wajib dan sunat, dan menguatkan silaturahmi sesama warga.

Namun perkembangan dan perubahan masyarakat Gorontalo saat ini membuat tradisi langgilo sudah mulai kurang diminati. Apalagi sudah banyak cairan pengharum pabrikan yang dijualbelikan di kios-kios, terutama di perkotaan.

Perubahan ini sangat terasa  di wilayah perkotaan Gorontalo dibandingkan dengan desa. Apalagi ketersediaan bahan ramuan yang tidak semudah di desa. 

Pola hidup pragmatis juga menjadi penyebab langgilo ditinggalkan. Banyak orang yang lebih memilih menggunakan pengharum buatan pabrik karena kepraktisan untuk mengharumkan peralatan shalat. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Regional
Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com