GORONTALO, KOMPAS.com – Sebanyak 189 kepala keluarga atau 835 jiwa warga di Kabupaten Bone Bolango terdampak banjir bandang dan tanah longsor.
Para korban ini berasal dari sejumlah desa di tiga kecamatan yakni Kabila, Tilongkabila dan Suwawa Selatan.
Di Kecamatan Suwawa Selatan, tanah longsor menimpa rumah keluarga Yunus Patalangi (40) seorang petani dari Desa Bondawuna. Bagian belakang rumah Yunus ambruk tertimpa material longsor. Tidak ada korban jiwa dalam bencana ini. Diperkirakan kerugian mencapai Rp10 juta.
Baca juga: Cerita Warga Padang, 21 Tahun Tak Pernah Banjir, Kini Air Masuk Rumah
Rumah Yunus ini berada di tepi tebing. Saat hujan deras dalam waktu yang lama, tebing tidak mampu menahan beban dan longsor menimpa bangunan dapur keluarga Yunus pada pukul 14.00 Wita.
“Hingga tadi malam di Desa Poowo Kecamatan Kabila saja jumlah korban mencapai 76 kepala keluarga atau 377 jiwa,” kata Yoan Achril Babyonggo Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bone Bolango, Jumat (8/3/2024).
Yoan mengatakan jumlah korban ini berasal laporan harian Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) BPDB Kabupaten Bone Bolango.
Sementara itu, di Kecamatan Suwawa Selatan, korban banjir di Desa Bonda Raya ada 65 kepala keluarga atau 304 jiwa yang terdamoak banjir. Lalu di Desa Bondauna 2 kepala keluarga atau 6 jiwa. Kemudian di Desa Molintogupo 1 kepala keluarga atau 3 jiwa, dan di Desa Libungo 12 kepala keluarga atau 35 jiwa.
Di Kecamatan Tilongkabila korban banjir berasal dari Desa Ilohelumo sebanyak 19 kepala keluarga atau 55 jiwa. Lalu di Desa Moutong sebanyak 14 kepala keluarga atau 55 jiwa.
Bencana banjir dan tanah longsor yang mendera Kabupaten Bone Bolango ini disebabkan intensitas curah hujan yang tinggi dari pukul 11.30-19.00 Wita. Sehingga beberapa anak sungai meluap.
Dia mengatakan luapan ini juga menyebabkan beberapa tanggul sungai jebol.
Baca juga: 4 Daerah di Sumbar Banjir, Padang dan Pesisir Selatan Terparah
“Tindakan penanganan dilakukan Pusdalops BPBD Bone Bolango dan unsur terkait yaitu melakukan pemantauan langsung ke lokasi banjir, dan melakukan pendataan jumlah korban. Serta menyalurkan bantuan logistik berupa makanan siap saji kepada korban banjir,” ujar Yoan.
Pusdalops BPBD juga pemantauan melalui perangkat radio komunikasi. Monitoring dan koordinasi dengan instansi terkait, tom reaksi cepat (TRC), Satgas, Pusdalops-Relawan dan masyarakat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.