NUNUKAN, KOMPAS.com - Calon penumpang speedboat regular jurusan Nunukan-Tarakan, Kalimantan Utara protes di pelabuhan Liem Hie Djung karena speedboat tak bisa berangkat akibat dokumen kapal ditahan pihak Polairud Polda Kaltara, Rabu (6/3/2024).
Banyak dari mereka meminta pertanggungjawaban UPTD PLBL Liem Hie Djung, karena tiket pesawat mereka hangus akibat insiden ini.
Untuk diketahui, perjalanan speedboat dari Nunukan ke Kota Tarakan membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam.
Biasanya, keberangkatan pesawat pertama di Bandara Juwata Tarakan, terjadwal pukul 11.00 Wita, sehingga para penumpang mengejar waktu dengan speedboat keberangkatan pertama pukul 07.20 Wita.
Baca juga: Laka Laut, Speed Boat Rombongan Bupati Morowali Sulteng Terbalik, Seluruh Korban Selamat
"Kantor saya dipenuhi penumpang yang protes speedboat tidak berangkat. Sampai banyak juga yang minta kami tanggung jawab mengganti tiket pesawat yang hangus," ujar Kepala Seksi Operasi dan Kelancaran Pelayaran pada UPTD Pelabuhan Lintas Batas Laut (PLBL) Liem Hie Djung, Nunukan, Alex, saat ditemui, Rabu (6/3/2024).
Alex mengaku tidak tahu-menahu mengapa polisi menahan dokumen kapal.
Jika terkait izin operasi ataupun izin trayek, Alex memastikan, semua dokumen lengkap dan tidak ada masalah.
"Sampai hari ini, pihak pelabuhan tidak ditembusi polisi. Mengapa ada penahanan dokumen kapal sehingga tidak bisa berangkat. Kami koordinasi dengan aparat lain di Nunukan juga tidak satupun yang tahu," tegasnya.
Dengan nihilnya informasi yang didapat pihak pelabuhan speedboat, Alex mengaku bingung menjawab protes puluhan penumpang yang nyaris anarkis.
"Banyak yang minta ganti rugi tiket pesawat, saya jelaskan kami tidak sampai ranah itu. Kami sendiri saja tidak dikasih tahu apa apa perihal adanya dokumen speedboat reguler yang ditahan," katanya lagi.
Alex mengatakan, saat sore hari para agen speedboat di pelabuhan Liem Hie Djung melapor bahwa speedboat tidak berangkat, dia mengira hanya candaan.
Sebab, secara administrasi, sama sekali tidak ada masalah.
Selain itu, tidak ada pemberitahuan apapun ke pelabuhan speedboat yang mendasari kapal kapal cepat dimaksud tidak bisa bergerak.
"Saya dari pagi waswas, khawatir akan ada tindak anarki. Semua diluar pengetahuan kami," imbuhnya.
Gejolak tersebut akhirnya mereda ketika tiba-tiba ada pengumuman kapal dengan jadwal keberangkatan pertama, Dewa Sebakis, mengumumkan akan segera berangkat.