Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Tak Menentu, Petani Padi di Sikka Terancam Gagal Panen

Kompas.com - 04/03/2024, 15:41 WIB
Serafinus Sandi Hayon Jehadu,
Andi Hartik

Tim Redaksi

 

SIKKA, KOMPAS.com - Sejumlah petani di Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), terancam mengalami gagal panen lantaran hujan yang tidak menentu.

Rikardus Bajo (33), petani di Desa Wodamude, Kecamatan Magepanda, mengungkapkan, hampir sebulan terakhir intensitas hujan di wilayah itu mulai menurun.

Padahal, kata dia, pada tahun-tahun sebelumnya, musim penghujan berlangsung mulai akhir bulan Desember hingga Maret.

"Tahun ini hujan sangat kurang, kalau sampai akhir bulan Februari ini kondisinya masih seperti ini kemungkinan terancam gagal panen," ujar Rikardus saat ditemui Kompas.com di Desa Wodamude, Senin (4/3/2024).

Baca juga: Cerita Petani Padi hingga Serai Wangi Tingkatkan Produktivitas Lewat Teknologi

Rikardus menuturkan, kondisi tersebut membuat para petani terpaksa menggunakan mesin penyedot air untuk mengaliri lahan persawahan.

Akibatnya, biaya yang dikeluarkan membengkak. Anggaran yang seharusnya digunakan untuk keperluan lain seperti pupuk dan pestisida terpaksa dialihkan untuk belanja bahan bakar minyak (BBM) jenis solar.

"Kita harus pakai mesin sedot, satu minggu butuh solar 100 liter sekitar Rp 700.000. Kalau lahan yang luas pasti butuh BBM lebih dari 100 liter," kata dia.

Baca juga: Beras Mahal, Pj Gubernur Jateng Minta Lumbung Padi Dihidupkan Saat Panen Raya

Petani lain, Yakobus Bura (47) mengungkapkan hal serupa. Yakobus menerangkan, hujan yang tidak menentu mengakibatkan debit air berkurang. Apalagi selama ini mereka mengandalkan mesin penyedot air.

"Air tanah mulai berkurang, bahkan ada petani yang enggan membuka sawah karena hujan kurang," katanya.

Dia menuturkan, sejak awal Februari 2024, intensitas hujan di wilayah itu mulai tidak menentu. Sesekali gerimis hingga hujan lebat, namun durasinya tidak lama.

Yakobus pun cemas jika hujan tak kunjung turun, kemungkinan besar para petani akan gagal panen.

Kepala Dinas Pertanian Sikka, Yohanes Emil Satriawan mengatakan, sejumlah petugas lapangan terus memantau kerusakan tanaman pertanian yang terdampak kekeringan.

Dia menyebutkan, berdasarkan laporan petugas, lebih kurang ada 24,5 hektare tanaman jagung di wilayah itu gagal panen akibat dampak kekeringan.

"Tanaman jagung yang gagal panen di dua kecamatan yakni Alok dan Koting. Sementara untuk tanaman padi kita akan lakukan pendataan," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dimassa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dimassa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com