DEMAK, KOMPAS.com - Tangan Sobari (55) beberapa kali mengorek tanaman padi yang roboh tertimbun lumpur di area sawah Desa Cangkring Rembang, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Senin (26/2/2024) siang.
Di lokasi yang sama, belasan petani lainnya juga tampak belepotan dengan lumpur.
Mereka lalu lalang sembari membawa sabit dan karung untuk memungut gabah di pohon padi yang masih berdiri pascabanjir Demak.
Kata Sobari, dia memiliki tiga bidang sawah dengan usia tanaman tiga bulan atau siap panen.
Namun panen raya yang ditunggu-tunggu petani pupus seketika, saat banjir menerjang Demak pada Kamis (8/2/2024).
Tergenang hampir dua pekan, kini hampir keseluruhan tanaman padi milik Sobari membusuk.
Sebagian masih bisa dimanfaatkan untuk konsumsi sendiri meskipun saat di selep nanti hasil berasnya hancur dan berbau.
"Masih bisa dimanfaatkan kalau yang berdiri, cuma satu (bidang)," ujarnya kepada Kompas.com, Senin.
Baca juga: Beras Mahal, Petani di Demak Pungut Gabah Busuk untuk Konsumsi
Baca juga: Seratusan Hektar Bawang Merah di Brebes Dipanen Dini, Mengapa?
Padahal, untuk ongkos tanam, Sobari sudah menghabiskan uang sekitar Rp 20 juta. Kini dirinya hanya berharap dapat bantuan dari pemerintah.
"(Ongkos tanam) sekitar Rp 20 juta. Ya harapannya dapat bantuan, tidak bisa mikir, bantuan pupuk bibit," katanya.
Nasib serupa juga dialami Ahmadi (65).
Dia mengaku memiliki satu bahu sawah yang sudah direncanakan panen dengan menggunakan mesin pada Jumat (9/2/2024).
"Ini sebenarnya mau di-blower, lah orangnya tidak datang," ujarnya.
Baca juga: Cerita Pilu Warga Demak, Gabah Simpanan Membusuk Terendam Banjir
Kata Ahmadi, dia sudah menghabiskan uang Rp 5 juta untuk menggarap sawahnya.
Jika tidak ada bencana, areal sawahnya bisa menghasilkan 3-4 ton gabah, yang apabila dijual dengan sistem tebas dihargai Rp 35-40 juta.
"Kalau sekarang ruginya, ya Rp 35 (juta). Biasanya kan dijual di sawah," katanya.
Ahmadi hanya berharap, ke depan ada bantuan pupuk dan bibit lantaran ia tidak memiliki modal lagi pascabanjir.
"Kalau ada dari pemerintah ya minta, kan sudah habis ini, habis-habisan di rumah juga kelem (kebanjiran)," pungkasnya.
Baca juga: Banjir Demak, Penanganan Pengungsi dan Perbaikan Tanggul Jadi Prioritas Utama
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.