Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buaya Program Rehabilitasi Saling Bantai, Kendala di Kawasan Pelepasan

Kompas.com - 28/02/2024, 22:08 WIB
Heru Dahnur ,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Kandang rehabilitasi buaya di Aik Jangkang, Bangka, Kepulauan Bangka Belitung kini telah melebihi kapasitas. Akibatnya hewan tersebut mulai saling bantai satu sama lainnya.

"Kalau kanibal mungkin tidak, tapi buaya saling bantai karena kandang rehab yang terbatas," kata Koordinator Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Alobi Bangka Belitung, Langkasani, seusai diskusi publik di Pangkalpinang, Rabu (28/2/2024).

Langkasani menuturkan, kandang rehab yang tersedia saat ini berukuran 50x50 meter yang dibangun tanpa sekat.

Baca juga: Dalam 5 Tahun Terakhir, 40 Warga Babel Tewas Diserang Buaya

Satu-satunya sekat ada pada pintu masuk untuk karantina sebelum masuk kandang.

"Buaya dari berbagai daerah terus masuk dengan berbagai ukuran. Ada yang tiga meter, dua meter dan satu meter sehingga akhirnya penuh," ujar Langkasani.

Menurut Langkasani, buaya di Bangka Belitung termasuk jenis buaya muara air asin yang dikenal dengan nama latin crocodylus porosus.

Buaya ini bersifat teritori atau memertahankan wilayah mereka dari hewan sejenis lainnya.

Hal itu juga yang diduga menjadi penyebab buaya saling bantai saat digabung dalam kandang yang tidak begitu luas.

"Solusi jangka pendek, dibutuhkan kandang rehab tambahan di lokasi yang sama. Ini perlu koordinasi dengan pihak terkait seperti BKSDA," beber Langkasani.

Baca juga: Warga Aceh Tamiang Tangkap Buaya Sepanjang 3 Meter

Tahapan untuk melepasliarkan buaya di Bangka belum dilakukan sejak enam tahun terakhir. Sebab belum ada jaminan wilayah dilindungi yang bebas dari jamahan manusia.

"Pernah kita lakukan di Padang Sugihan, Sumatera Selatan, tapi lokasinya jauh dari sini, butuh biaya besar."

"Untuk di Bangka ini perlu komitmen dari pemerintah daerah, masyarakat dan BKSDA, menentukan lokasinya yang memang terlindungi," ujar Langkasani.

Langkasani mengkhawatirkan, buaya yang berkonflik dengan manusia tak akan bisa diselamatkan jika fasilitas rehabilitasi dan kawasan pelepasliaran tidak disediakan secepatnya.

"Masyarakat akan membunuh buaya yang berkonflik dengan mereka, bahkan penangkapannya sangat membahayakan satwa karena menggunakan pancing. Sementara untuk menampungnya bagaimana," ucap Langkasani.

Sementara itu, Peneliti Garda Animalia, Bayu Nanda mengatakan, kandang rehabilitasi buaya di Bangka kondisinya tak lagi memadai.

Baca juga: Indonesia Peringkat 1 Konflik Buaya dan Manusia, Penambangan Rusak Sungai

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sopir Bus Kecelakaan Maut di Subang Belum Diinterogasi, Polisi: Masih Sakit

Sopir Bus Kecelakaan Maut di Subang Belum Diinterogasi, Polisi: Masih Sakit

Regional
Warga Blora Temukan Bayi di Luar Rumah dengan Surat 'Jaga Anak Ini dengan Baik'

Warga Blora Temukan Bayi di Luar Rumah dengan Surat "Jaga Anak Ini dengan Baik"

Regional
Belasan Rumah Warga di Bangka Belitung Jebol Diterjang Puting Beliung

Belasan Rumah Warga di Bangka Belitung Jebol Diterjang Puting Beliung

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, Gubernur Sumbar Nyaris Jadi Korban

Longsor di Sitinjau Lauik, Gubernur Sumbar Nyaris Jadi Korban

Regional
Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Regional
Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Regional
Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Regional
Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Regional
352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

Regional
360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

Regional
Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Regional
Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Regional
Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Regional
Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Regional
Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com