"Dari sekitar 36 ekor, kemudian saat air surut ditemukan belasan ekor yang tersisa."
"Ini tentunya perlu jadi perhatian, mengingat banyaknya kasus konflik buaya dan manusia di Bangka Belitung," ungkap Nanda.
Pemerintah, kata Nanda perlu mencari solusi atas konflik yang terjadi karena sebagiannya berakibat fatal berupa kematian.
"Solusi yang kami sebut, membagi muara untuk buaya dan manusia," cetus Nanda.
Dari riset Garda Animalia, banyak kasus serangan buaya yang tidak terekspos dan dilaporkan.
Baca juga: Penemuan Sarang Buaya Gegerkan Warga Makassar, Puluhan Telur Dipindahkan
"Dari data yang kami dapat, Indonesia peringkat pertama dunia dalam konflik buaya dan manusia, selanjutnya ada Malaysia dan India," beber Nanda.
Bangka Belitung ada di peringkat tiga dengan 73 kasus, setelah Nusa Tenggara Timur dan Kalimantan Timur yang masing-masing 104 dan 83 kasus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.