Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beras Mahal, Petani di Demak "Pungut" Gabah Busuk untuk Konsumsi

Kompas.com - 26/02/2024, 14:34 WIB
Nur Zaidi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

DEMAK, KOMPAS.com - Sejumlah petani di Desa Cangkring Rembang, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, memanfaatkan gabah busuk untuk dijadikan beras konsumsi.

Mereka memunguti dari lahan sawah pribadi yang gagal panen akibat dampak banjir.

Gabah busuk tersebut nantinya diselep menjadi beras.

Seperti diketahui, Desa Cangkring Rembang satu di antara puluhan desa yang terdampak banjir di Kecamatan Karanganyar.

Baca juga: Banjir di Jalur Pantura Demak-Kudus Mulai Surut, Truk dan Bus Kucing-kucingan dengan Polisi

Petani setempat, Ahmadi (65) mengatakan, ia memiliki satu bidang sawah yang siap panen. Namun karena terendam banjir berhari-hari kini membusuk.

Kata dia, gabah tersebut hanya untuk konsumsi sendiri lantaran sudah tidak laku dijual.

"Sayang kalau tidak diambil kan makin lama makin busuk, untuk makan sendiri. Dijual tidak laku juga. Tetangga saya dijual juga tidak laku," ungkapnya saat ditemui di area sawah Desa Cangkring Rembang, Senin (26/2/2024).

Baca juga: Update Banjir Grobogan: Tiga Pelajar SD Tewas Tenggelam di Sawah yang Kebanjiran


Baca juga: Banjir Demak dan Ancaman Terganggunya Produksi Beras...

Gagal panen setelah terendam banjir

Supriyanto (51) menunjukkan gabah miliknya yang membusuk terdampak banjir Kabupaten Demak, Jumat (23/2/2024). (KOMPAS.COM/NUR ZAIDI)KOMPAS.COM/NUR ZAIDI Supriyanto (51) menunjukkan gabah miliknya yang membusuk terdampak banjir Kabupaten Demak, Jumat (23/2/2024). (KOMPAS.COM/NUR ZAIDI)

Ahmadi menyebutkan, satu bidang sawahnya apabila dijual pohon atau sistem tebas, laku hingga Rp 35 juta.

"Ini ruginya sekitar Rp 35 (juta) ada yang Rp 40 juta (sawah lain)," ujarnya.

Harga beras saat ini memang masih mahal. Oleh karena itu, dirinya terpaksa memanfaatkan gabah busuk meskipun nantinya gabah yang terendam banjir itu setelah diselep juga akan hancur.

"Beras mahal juga, ini nanti diselep hancur, bisa jadi empat atau tiga (bagian), utuh satu (butir) tidak bisa," paparnya.

Baca juga: Bantuan untuk Petani yang Gagal Panen Berlanjut, Disiapkan Rp 200 Miliar

Petani lain, Ahmad Sholeh (60) juga mengalami nasib serupa. Lahan sawah miliknya gagal panen setelah terendam banjir.

"(Gabah) membusuk, kira-kira ya hampir 10 hari terendam," katanya ditemui di persawahan Desan Cangkring Rembang.

Dia menjelaskan, dalam mengambil gabah, dipilih yang sudah tidak terendam dan tampak mengering.

Sholeh memperkirakan, setelah jadi beras masih bisa dikonsumsi sendiri.

"Ya bagaimana, mau diambil tidak bisa, insyaAllah untuk makan sendiri," katanya.

"Daripada beli, insyaAllah masih bisa (dimakan)," sambung dia.

Baca juga: Panen Raya Padi di Sleman Yogyakarta Mundur, Apa yang Terjadi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com