Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Galaunya Tim Sukses di Masa Tenang Jelang Pencoblosan...

Kompas.com - 13/02/2024, 19:14 WIB
Dian Ade Permana,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Ponsel milik Mm (34) terus berdering. Sesekali diresponsnya, tapi lebih banyak diabaikan. Beberapa teman yang berada di sebelahnya terlihat kalut.

"Belum ada kepastian," kata Mm, Senin (12/2/2024) malam. Mm menjadi koordinator untuk mendata calon pemilih bagi seorang caleg DPRD Kota Salatiga.

Dia bertugas menyakinkan dan mendata pemilih untuk caleg jagoannya.

Baca juga: Anak Buah Terlibat Politik Uang, Bupati Cianjur Mengaku Prihatin

"Nama lengkap, NIK, dan RT/RW serta TPS mencoblos yang harus dicatat dan dilaporkan," ucapnya.

Mm mengaku, dirinya baru pertama kali terlibat kegiatan politik. Sehingga dia tampak pusing karena belum ada kejelasan soal "sangu" yang dijanjikan. 

"Dulu-dulu tidak pernah, sekalinya ikut, malah bingung. Bikin pusing," kata dia.

"Karena belum ada kejelasan, bilangnya teman-teman yang didata mau dikasih sangu. Tapi sampai malam ini belum ada kejelasan. Padahal besok tinggal hari terakhir, saya yang dikejar teman-teman," ungkap Mm.

Terpisah, Ketua Bawaslu Kota Salatiga Dayusman Junus mengatakan hingga hari ini belum ada laporan terkait politik uang atau money politics.

"Kami masih menunggu aduan masyarakat sampai nanti malam. Karena posko untuk hal itu kami menunggu aduan," terangnya.

"Jika kami mendapat informasi dari masyarakat akan ditindaklanjuti, tapi hingga saat ini ternyata tidak ada kegiatan. Laporan sekecil apapun kami tindaklanjuti. Laporan dan penindakan masih nihil," kata Dayusman.

Terpisah, Pengamat Politik Hukum dari Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga R.E.S Fobia mengatakan urusan politik uang ini harus disikapi secara lebih antisipatif.

"Ini bagian dari pendidikan politik yang harus dilembagakan dengan berbagai agen pendidikan politik. Misalnya keluarga, lingkungan terkecil masyarakat, parpol, lembaga pendidikan, LSM, pers, organisasi profesi," jelasnya.

Baca juga: Jelang Pencoblosan, Polda Papua Barat Bentuk Satgas Anti-Politik Uang

Res, panggilan akrabnya, menilai harus ada pendidikan anti-politik uang.

"Ini bagian integral dari pematangan demokrasi. Bila ada pembiayaan kerja politik, perlu berkorelasi dengan pemberdayaan politik masyarakat. Misalnya, pemberdayaan ketrampilan kerja masyarakat, bukan sekadar bagi-bagi uang. Sumber uang juga tidak berasal dari praktik korupsi," jata dia.

Pelaku politik uang, menurut Res, harus ditindak sesuai aturan. Menurutnya, pelaku politik uang harus didiskualifikasi dari kontestasi pemilu. 

"Selain sanksi pidana dan denda, seseorang yang terbukti melakukan politik uang secara otomatis akan terdiskualifikasi dari penyelenggaraan Pemilu. Untuk mencegah maraknya politik uang, Bawaslu biasanya akan melakukan patroli dari tingkat kabupaten, kecamatan, desa, hingga dusun tempat pemilihan suara," jelas Res.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com