KOMPAS.com - AAP, pelajar berusia 17 tahun asal Gorontalo, Sulawesi Utara mengaku sebagai korban penganiayaan oknum polisi berinisial TA pada Selasa (30/1/2024) sekitar pukul 21.00 Wita.
Ia mengatakan sebelum penganiayaan terjadi, ia mendapat telepon jika adiknya terlibat masalah saat bermain futsal.
"Saya dan teman saya ada di rumah dan dapat telpon dari adik teman saya. Menurut info, adiknya itu dapat masalah saat pertandingan futsal yang digelar di Universitas Gorontalo," ujar AAP pada Kamis (1/2/2024).
AAP dan temannya pun segera ke lokasi yang jaraknya hanya beberapa ratus meter, namun ia tak masuk ke dalam kampus.
"Saya menunggu di dekat perempatan Polres Gorontalo dekat Rasa Es," bebernya.
Baca juga: Cerita Pria Lulusan SD di Gorontalo yang Diangkat Jadi PNS, Kini Jadi Koordinator Ruangan Jenazah RS
Tak lama datang mobil polisi warna hitam dan sejumlah polisi berpakaian lengkap turun dari mobil.
Lalu seorang anggota polisi berinisial TA datang menghampiri AAP dan langsung membawa remaja 17 tahun itu ke Mapolres Gorontalo.
Kejadian tersebut disaksikan oleh dua teman TA yang baru datang, namun keduanya hanya melihat dari kejauhan.
Saat di Mapolres Gorontalo, AAP mengaku dinterogasi oleh polisi berinisial TA.
"Saya kaget karena saya ini tidak tau apa-apa," ujar AAP kepada TA.
Tak puas jawaban AAP, TA lantas mengayunkan senjata laras panjang ke dahi AAP.
"Kamu jangan main-main ya! Begitu komdan (polisi) bilang," ungkap AAP.
Baca juga: Gara-gara Botol Infus, Seorang Pasien Pria Menampar Perawat Wanita di Gorontalo
Remaja 17 tahun itu merintih kesakitan karena senjata yang dipukulkan mengenai mata kirinya.
Setelah melihat memar di mata AAP, TA pun membawa AAP ke RS Ainun Limboto.
"Awalnya saya tolak, karena saya pikir efeknya tidak akan separah sekarang," kata AAP.