Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampanye di Yogyakarta, Ganjar: Pendidikan itu Bukan Pinter-pinteran Tok, tapi Juga Unggah-ungguh

Kompas.com - 29/01/2024, 08:26 WIB
Dani Julius Zebua,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Calon Presiden RI Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo hadir di kampanye akbar bertajuk Hajatan Rakyat Yogyakarta di alun-alun Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Menginjakkan kaki di alun-alun pukul 17.25 WIB, Ganjar berlari menuju panggung Hajatan Rakyat, di mana lautan manusia sudah menunggunya sejak pukul 13.00 WIB.

Ganjar orasi tentang kebanggaannya pada karakter adab, sopan santun, dan tata krama yang hidup dalam masyarakat Jogja.

Karakter itu didapat dari pendidikan langsung di masyarakat, selain juga di sekolah.

Baca juga: Ganjar Yakin Kandang Banteng Kokoh meski Suaranya Banyak Diincar

“Saya belajar bagaimana hidup di Jogja sejak SMA, kuliah di sini, bertemu dengan masyarakat, ngobrol dengan mereka. Dan kita diajari unggah ungguh tata krama. Tentu saja itulah yang penting, pendidikan itu bukan soal pinter-pinteran tok til. Tapi pendidikan itu juga mengajarkan kita unggah ungguh, adab dan etika,” kata Ganjar, Minggu (28/1/2024).

Sopan santun bukan satu-satunya yang memperkuat karakter dalam masyarakat Jogja. Tetapi juga keramahtamahannya, kebudayaannya dan keseniannya.

Semua itu, menurut Ganjar, membuat Jogja semakin istimewa yang membuat orang dari berbagai wilayah di Indonesia dan berbagai negara datang ke Jogja untuk belajar keistimewaannya.

“Salah satunya adalah saya,” kata Ganjar.

Undang-undang Keistimewaan merawat keistimewaan itu. Setelah terkatung enam tahun, Ganjar kembali menegaskan, dirinya jadi salah satu yang terlibat menyelesaikan UU Keistimewaan Jogja saat menjadi ketua Panitia Kerja (Panja).

Satu keluarga miskin satu sarjana

Pada kampanyenya hari ini, Ganjar kembali mengungkap niatnya untuk mengubah nasib keluarga miskin lewat pendidikan. Keluarga akan keluar dari kemiskinan dengan bantuan anggota keluarga yang memiliki pendidikan lebih baik.

Caranya, pemerintah menerapkan program pendidikan gratis.

“Kalau sekolah gratis, mereka yang berasal dari keluarga miskin, pendidikan lah yang merubah nasib keluarganya. Maka satu keluarga miskin satu sarjana,” katanya.

Ia kembali menceritakan, dulunya ia berasal dari keluarga tidak mampu. Orangtua berutang untuknya sekolah, bahkan terlilit rentenir demi membiayai kuliah.

“Itulah mengapa 12 tahun minimal harus gratis,” katanya.

“Itulah yang kemudian diharapkan nantinya mereka mejadi anak-anak hebat yang membantu keluarganya membantu orangtuanya, karena mereka pasti memiliki budi pekerti yang luhur,” kata Ganjar.

Baca juga: Jelang Debat Terakhir Capres, Ganjar Kulakan Isu Pendidikan di Yogyakarta

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Dinilai Membahayakan, Satu Bangunan di Padang Dibongkar

Dinilai Membahayakan, Satu Bangunan di Padang Dibongkar

Regional
Kronologi Santriwati di Inhil Dianiaya Pengemudi Kapal Pompong

Kronologi Santriwati di Inhil Dianiaya Pengemudi Kapal Pompong

Regional
Sakit Saat di Bandara Hasanuddin, Keberangkatan Satu Calon Jemaah Haji Asal Polman Ditunda

Sakit Saat di Bandara Hasanuddin, Keberangkatan Satu Calon Jemaah Haji Asal Polman Ditunda

Regional
Ijtima Ulama di Bangka, Wapres Tekankan 4 Manhaj Atasi Masalah Bangsa

Ijtima Ulama di Bangka, Wapres Tekankan 4 Manhaj Atasi Masalah Bangsa

Regional
Mengintip 'Solo Investment And Public Service Expo 2024', Urus Dokumen Sambil Belanja di Mal Paragon

Mengintip "Solo Investment And Public Service Expo 2024", Urus Dokumen Sambil Belanja di Mal Paragon

Regional
Diduga Selewengkan Dana Bantuan Parpol Rp 89 Juta, Ini Kata PSI Solo

Diduga Selewengkan Dana Bantuan Parpol Rp 89 Juta, Ini Kata PSI Solo

Regional
Kakek di Kalsel Cabuli Cucunya, Tepergok Ibu Korban dan Langsung Diusir

Kakek di Kalsel Cabuli Cucunya, Tepergok Ibu Korban dan Langsung Diusir

Regional
Pj Gubernur Sulsel Paparkan Strategi Tingkatkan Ketahanan Pangan dan Peran Penting TNI di Dalamnya

Pj Gubernur Sulsel Paparkan Strategi Tingkatkan Ketahanan Pangan dan Peran Penting TNI di Dalamnya

Kilas Daerah
Pria di Maluku Tengah Perkosa Anak Kandung hingga Hamil

Pria di Maluku Tengah Perkosa Anak Kandung hingga Hamil

Regional
Solihin Warga Garut Mengaku Tak Bisa Tidur Selama 4 Tahun, Tabungan dan Sawah Habis untuk Berobat

Solihin Warga Garut Mengaku Tak Bisa Tidur Selama 4 Tahun, Tabungan dan Sawah Habis untuk Berobat

Regional
Demokrat Resmi Usung Bos PSIS Maju di Pilkada Semarang 2024

Demokrat Resmi Usung Bos PSIS Maju di Pilkada Semarang 2024

Regional
Ditemukan Tergantung, Pegawai Koperasi di Lombok Ternyata Dibunuh Pimpinan

Ditemukan Tergantung, Pegawai Koperasi di Lombok Ternyata Dibunuh Pimpinan

Regional
Pengangguran di Banyumas Capai 58.000 Orang, Didominasi Gen Z

Pengangguran di Banyumas Capai 58.000 Orang, Didominasi Gen Z

Regional
Retribusi Naik 3 Kali Lipat, Pedagang Pasar Wage Purwokerto Protes

Retribusi Naik 3 Kali Lipat, Pedagang Pasar Wage Purwokerto Protes

Regional
Warga Desa di Maluku Tengah Serahkan Senjata Api ke Anggota TNI

Warga Desa di Maluku Tengah Serahkan Senjata Api ke Anggota TNI

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com