Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Cara Caleg di Kota Semarang Dapatkan Suara Rakyat, Datang ke Dukun hingga Sambangi Tempat Ibadah

Kompas.com - 25/01/2024, 20:41 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 tinggal menghitung hari.

Pada masa kampanye ini, berbagai baliho, poster, dan atribut politik lainnya tampak memenuhi ruas jalan di Kota Semarang.

Selain itu, tak sedikit pula calon anggota legislatif (caleg) yang menemui rakyat, menyambangi tokoh-tokoh masyarakat, kiai, berkunjung ke tempat ibadah, bahkan sowan ke paranormal atau dukun di Kota Semarang.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Komunitas Semarang Angker (Semarangker), Pramuji.

Baca juga: Viral, Foto Dandim Sukoharjo Terpasang di APK Bersama Prabowo-Gibran, Ini Kata Bawaslu

Dirinya mengatakan, terhitung sudah ada belasan caleg dari Kota Semarang dan Jakarta yang datang kepadanya untuk meminta sebuah jimat keberuntungan.

Pasalnya, Pramuji dianggap sebagai dukun lantaran memiliki banyak koleksi barang mistis di Markas Semarangker yang disebut dapat mendatangkan kebetuntungan.

"Mereka datang ke saya minta dicarikan jimat atau pegangan. Orang mengira saya dukun karena koleksi barang. Padahal saya berdoa dan minta juga ke Allah," ucap Pramuji kepada Kompas.com, Kamis (25/1/2024).

Baca juga: Kasus Mbah Slamet dan Alasan Masih Banyak Orang Percaya dengan Dukun Pengganda Uang


Baca juga: Siap Menangkan Prabowo-Gibran Satu Putaran, Hercules: Mendukung Calon Lain Langsung Pecat

Melanggar aturan agama

Kendati demikian, Pramuji lantas menasihati para caleg yang datang kepada dia agar tidak mengandalkan kekuatan spiritual, seperti datang ke dukun.

Sebab, perbuatan tersebut merupakan hal buruk dan musyrik karena melanggar aturan agama, terutama bagi caleg beragama Islam.

"Para caleg siapapun pasti punya agama masing-masing, crosscheck saja dengan kitab suci agamanya, dibenarkan atau tidak. Kalau di Islam jelas tidak diperbolehkan karena kemusyrikan," tutur dia.

Baca juga: Buntut Video Dukung Gibran, TPD Ganjar-Mahfud Jabar Laporkan Oknum Satpol PP Garut ke Bawaslu

Di samping itu, Pramuji menyebut, para caleg juga kerap berziarah atau mendatangi makam para leluhur. Dirinya pun tidak mempermasalahkan hal tersebut.

Hanya saja, dirinya berpesan kepada para caleg agar tetap berusaha dengan cara yang benar dan tidak menyimpang ajaran agama.

"Mengunjungi pemakaman boleh kalau untuk mendoakan leluhur, tapi untuk minta-minta jelas tidak diperbolehkan. Kalau memang sudah ditakdirkan pasti jadi. Jadi cari jalannya yang diridhoi Allah, jangan jalan yang sesat atau jalan yang musyrik," katanya lagi.

Baca juga: Visi Misi Lengkap Anies-Cak Imin, Prabowo-Gibran, dan Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024

Berharap Pemilu berjalan damai

Selain sowan ke dukun dan makam leluhur, tidak sedikit caleg yang menyambangi tempat ibadah seperti Kelenteng Tay Kak Sie yang terletak di Gang Lombok Nomor 62, Kauman, Semarang Tengah.

Kepala Operasional Tay Kak Sie, Andre Wahyudi, mengatakan, banyak caleg yang datang ke kelenteng Tay Kak Sie untuk berdoa maupun bersembahyang.

"Mereka datang personal, boleh datang ke sini tanpa membawa atribut apa pun dan memohon kepada dewa supaya terkabul. Saya juga tidak bisa membantu mempromosikan, karena ada aturan bahwa kelenteng tidak boleh untuk kampanye," kata dia, Kamis.

Baca juga: Bawaslu Copot Ratusan APK di Baubau, Dinilai Melanggar Aturan

Lebih jelas Andre mengatakan, tidak hanya caleg beretnis Tionghoa yang datang ke kelenteng. Namun, agama lain juga kerap mendatangi Kelenteng Tay Kak Sie.

Kendati demikian, Andre berharap agar Pemilu 2024 di Kota Semarang dapat berjalan dengan lancar dan tidak terjadi kerusuhan akibat perbedaan pandangan, pilihan, dan lain sebagainya.

"Caleg yang datang ke sini tidak masalah. Karena mereka menunjukkan usaha dari berbagai unsur. Bukan cuma orasi, tapi juga mohon restu dari berbagai unsur agama," pungkas Andre.

Baca juga: Visi Misi Lengkap Anies-Cak Imin di Pilpres 2024, Apa Saja?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com