Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pembangunan Situs Mbah Kopek "Dewi Durga" Demak, Sempat Jadi Polemik Warga

Kompas.com - 16/01/2024, 14:17 WIB
Nur Zaidi,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

DEMAK, KOMPAS.com - Bangunan sederhana dengan dinding papan kayu di tengah pemakaman umum Desa Pidodo, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak, menyimpan kisah tersendiri di awal pembangunannya.

Terletak di bawah pohon asam jawa, bangunan bercat putih ukuran 3x2 meter itu nyaris menyerupai cungkup makam seperti bangunan-bangunan lain yang ada di sekitar.

Di dalamnya terdapat arca Dewi Durga berdiri di atas lembu, batu menyerupai yoni, dan serpihan diduga kemuncak candi peninggalan abad ke 5-8 M.

Baca juga: Nasib Arca Dewi Durga Mbah Kopek di Demak, Tanpa Pengakuan di Tengah Pemakaman

Oleh masyarakat setempat dikenal dengan patung atau situs Mbah Kopek.

Konon rencana awal pembangunan situs Mbah Kopek di pemakaman Desa Pidodo tidak sekecil seperti yang dilihat seperti saat ini.

Kaur Perencanaan Desa Pidodo, Sanuar mengatakan, sekitar 10 tahun lalu ada warga setempat yang bekerja di Jakarta menyediakan donatur untuk pembangunan situs Mbah Kopek.

Namun, wacana pembangunan tersebut terhambat lantaran beberapa tokoh masyarakat ada yang tidak berkenan.

"Ada rumah (situs Mbah Kopek) itu dibangun kurang lebih 10 tahun, sempat ada tarik ulur yang membangun rumah itu karena dia donatur dari Jakarta," ujar Sanuar ditemui di Desa Pidodo, Sabtu (13/1/2024).

Kata dia, polemik antara kedua belah pihak itu akhirnya didamaikan di Balai Desa Pidodo. Hasil dari audiensi boleh membangun rumah Mbah Kopek dengan sederhana dengan ukuran 2 x 3 meter.

"Pro dan kontra antara mereka maka didamaikan di balai desa. Akhirnya clear, boleh bangun rumah yang penting cukup. Tidak usah dibesarkan, tidak usah mewah-mewah. Kurang lebih ukuran 2 x 3 meter," ungkapnya.

Komitmen memelihara warisan leluhur

Orang yang juga mengaku penjaga situs Mbah Kopek, Sanuar menyebut, arca Dewi Durga pertama kali ditemukan oleh pendahulu Desa Pidodo dalam kondisi tidak utuh.

"Sudah seperti itu, kepala kepotong, mungkin banyak lumpur-lumpur, nyuwun sewu banyak kotoran-kotoran dan sebagainya, dulu kan di sini banyak yang punya kerbau untuk membajak sawah akhirnya seperti itu lah," papar dia.

Meski hanya dianggap batu biasa, namun masyarakat dan pemerintah desa berkomitmen untuk tetap menjaga situs Mbah Kopek.

"Arca itu adalah batu biasa. Iya tetap kita uri-uri kita pelihara, kita melindungi untuk penemuan dari para leluhur-leluhur kita. Para nenek moyang kami," terangnya.

Sanuar menambahkan, situs Mbah Kopek tidak diperbolehkan untuk dibawa keluar dari Desa Pidodo.

Baca juga: Fragmen Arca Durga Ditemukan di Kompleks Pemakaman Klaten, Kondisinya Memprihatinkan

Menurutnya, terdapat mitos yang beredar di masyarakat, bahwa sebelumnya terdapat orang yang coba mengambil patung tersebut.

Namun, arca Dewi Durga kembali ke tempat semula. Sementara orang tersebut terkena nasib sial.

"Alhamdulillah arcanya bisa kembali lagi ke situ. Kita tidak tahu secara mistis. Bahkan maaf nyuwun sewu yang mindah-mindah itu punya nasib dan sebagainya seperti itu," tukasnya.

Sebagai informasi, Kompas.com bertemu dengan dengan beberapa warga yang kebetulan berada tidak jauh dari lokasi situs Mbah Kopek. Namun mereka enggan dimintai keterangan dan menyarankan ke perangkat Desa Pidodo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hakim Tolak Gugatan Wanprestasi Almas Tsaqibbirru kepada Gibran

Hakim Tolak Gugatan Wanprestasi Almas Tsaqibbirru kepada Gibran

Regional
Gelora Tak Ingin PKS Gabung Koalisi Prabowo, Gibran: Keputusannya Tunggu Pak Presiden Terpilih

Gelora Tak Ingin PKS Gabung Koalisi Prabowo, Gibran: Keputusannya Tunggu Pak Presiden Terpilih

Regional
Sukseskan PON 2024, Pemprov Sumut Manfaatkan TI untuk Pendaftaran hingga Logistik

Sukseskan PON 2024, Pemprov Sumut Manfaatkan TI untuk Pendaftaran hingga Logistik

Regional
2 Caleg PDI-P Magelang Mengundurkan Diri meski Terpilih Pemilu, Siapa Mereka?

2 Caleg PDI-P Magelang Mengundurkan Diri meski Terpilih Pemilu, Siapa Mereka?

Regional
Daftar 100 Caleg DPRD Banten Terpilih Hasil Pemilu 2024

Daftar 100 Caleg DPRD Banten Terpilih Hasil Pemilu 2024

Regional
Bupati dan Wabup Daftar Pilkada Ogan Ilir 2024 di 7 Partai Politik

Bupati dan Wabup Daftar Pilkada Ogan Ilir 2024 di 7 Partai Politik

Regional
Saat Pratama Arhan Kembali Tersenyum Usai Indonesia Ditekuk Uzbekistan...

Saat Pratama Arhan Kembali Tersenyum Usai Indonesia Ditekuk Uzbekistan...

Regional
Mengenal Tugu Perdamaian Sampit, Lambang Perdamaian setelah Konflik Sampit 2001

Mengenal Tugu Perdamaian Sampit, Lambang Perdamaian setelah Konflik Sampit 2001

Regional
Gibran Mengaku Sudah Persiapkan Berlabuh ke Partai Politik

Gibran Mengaku Sudah Persiapkan Berlabuh ke Partai Politik

Regional
Hadiri Rapat Pleno Penetapan Kursi DPRD Solo, Gibran: Tak Sabar Terima Banyak Masukan

Hadiri Rapat Pleno Penetapan Kursi DPRD Solo, Gibran: Tak Sabar Terima Banyak Masukan

Regional
Presiden Jokowi Nikmati Singang dan Cumi Sirabage Saat Makan Siang di Sumbawa

Presiden Jokowi Nikmati Singang dan Cumi Sirabage Saat Makan Siang di Sumbawa

Regional
Petuah Jokowi Setelah Presiden-Wakil Presiden Dilantik, Gibran: Langsung Kerja, Kerja

Petuah Jokowi Setelah Presiden-Wakil Presiden Dilantik, Gibran: Langsung Kerja, Kerja

Regional
Curiga Selingkuh dengan Alasan ke Pasar, Suami Bacok Istri di Lampung

Curiga Selingkuh dengan Alasan ke Pasar, Suami Bacok Istri di Lampung

Regional
300 Kg Ganja Disembunyikan di Perbukitan Aceh, 1 Kurir Ditangkap

300 Kg Ganja Disembunyikan di Perbukitan Aceh, 1 Kurir Ditangkap

Regional
Warga Temukan Bayi Dalam Plastik di Rokan Ilir, Diduga Dibuang Orangtuanya

Warga Temukan Bayi Dalam Plastik di Rokan Ilir, Diduga Dibuang Orangtuanya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com