SUKOHARJO, KOMPAS.com - Sumarsih, warga Sapen, Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah curhat terkait zonasi sekolah kepada calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo.
Curhatan itu Sumarsih sampaikan ketika Ganjar memberikan satu pertanyaan seusai melaunching program 1 keluarga miskin 1 sarjana dalam kampanyenya di Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (26/12/2023).
Sumarsih juga menanyakan soal anaknya yang putus kuliah karena tidak ada biaya karena korban PHK.
Baca juga: Ganjar Luncurkan Program1 Keluarga Miskin 1 Sarjana di Sukoharjo
Sumarsih sendiri memiliki dua orang anak. Anak pertama usianya 23 tahun dan putus kuliah. Sedangkan anak keduanya masih duduk di bangku kelas 3 SMP.
"Sistem zonasi itu membingungkan orangtua," kata Sumarsih dihadapan Ganjar, Selasa.
Sebelum menjawab pertanyaan Sumarsih, Ganjar pun menanyakan riwayat pendidikan Sumarsih.
"Ibu sekolahnya apa dulu?," tanya Ganjar kepada Sumarsih.
"Saya dulu alumni SPG (Sekolah Pendidikan Guru) Sukoharjo," jawab Sumarsih.
Baca juga: Ratusan Tuan Guru di Lombok Deklarasikan Dukung Ganjar-Mahfud
Mendengar jawaban Sumarsih, Ganjar berjanji menyelesaikan permasalahan Sumarsih soal zonasi dan anaknya yang putus kuliah.
"Tenang aja ini, sat set kita pokoknya. Jadi tidak usah bingung yang paling gampang anak itu nanti ada di zonasi mana. Mau sekolah SMK atau SMA?," kata Ganjar.
"Maka dicari sekolah yang paling dekat. Kalau dia punya prestasi maka dia bisa pindah ke tempat lain yang diinginkan. Kalau dia dari keluarga tidak mampu dan ibu merasa dari keluarga tidak mampu uruslah surat keterangannya sekarang, ok. Gampang ya," terang Ganjar.