KOMPAS.com - Kasus meninggalnya Kartini (23) dan bayi pertamanya dalam persalinan di RSUD MA Sentot Patrol Indramayu, Selasa (19/12/2023) malam masuk penyelidikan Polres Indramayu.
Polisi mengusut dugaan malapraktik yang dilakukan bidan yang menangani persalinan hingga memicu meninggalnya Kartini dan anaknya, warga Desa Kertawinangun, kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu.
"Kami akan memanggil para saksi terutama dari pihak UPTD termasuk bidan yang menangani persalinan," ujar Kapolres Indramayu, AKBP M Fahri Siregar saat ditemui di Mapolres Indramayu, Kamis (21/12/2023).
Rencananya, ujar Kapolres, pemanggilan akan mereka lakukan pekan depan.
Polisi juga akan menghadirkan saksi ahli. Nantinya, saksi ahli akan dimintai keterangan terkait prosedur dan penanganan persalinan.
"Saat ini masih dalam proses pengumpulan alat bukti," ujarnya dikutip dari TribunCirebon.com.
Diberitakan sebelumnya, suami korban, Tarsun (30) menduga adanya malapraktik yang dilakukan petugas kesehatan hingga membuat istri dan anaknya meninggal.
Baca juga: Ibu dan Bayi di Indramayu Meninggal Saat Persalinan, Pihak RSUD Sebut Penanganan Sesuai SOP
Ia jug mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang mengecewakan, dan melaporkan kejadian ini ke Polres Indramayu.
"Pas sampai RS MA Sentot Patrol itu bahkan sama sekali enggak dilayani. Sampai 2-3 jam baru ditangani, itu juga sebentar," ujar Tarsun.
Suti, saudara Tarsun mengatakan pihak keluarga sempat meminta agar Kartini operasi sesar karena tak tega melihat Kartini yang sangat kepayahan.
Namun permintaan keluarga sama sekali tak ditanggapi. Bidan yang menangani persalinan tetap memaksa agar Kartini melahirkan secara normal.
Bahkan karena tak kuat melihat kondisi Kartini, Suti keluar ruangan. Sementara Tarsun dan orangtua Kartini tetap berada di rungan.
Menurut Tarsun, ia sempat melihat salah satu bidan mengambil gunting. Saat tubuh bayi akhirnya keluar, ujar Tarsun, bidan yang menangani persalinan menarik bayi secara sekaligus.
"Jadi nariknya itu enggak pelan-pelan. Perut istri saya ditekan, bayinya kemudian langsung ditarik," ujarnya.
"Bidan juga langsung memotong tali pusar bayi," tambah dia.