PURWOKERTO, KOMPAS.com - Pohon Natal berukuran besar berdiri menjulang di pelataran Gereja Katedral Kristus Raja Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Ornamen setinggi kurang lebih 5 meter ini terbuat dari janur atau daun kelapa muda yang dianyam menyerupai bentuk pohon cemara.
Pastor Paroki Gereja Katedral Kristus Raja Purwokerto, Martinus Ngarlan Pr mengatakan, bahan tersebut dipilih sebagai simbol untuk mengajak masyarakat mengelola sampah.
"Seperti Natal sebelumnya, kami masih membahas soal ekologi, mengurangi sampah-sampah yang sulit diurai," kata Ngarlan kepada wartawan, Kamis (21/12/2023).
Baca juga: Siswa SMA di Ambon Buat Pohon Natal dari 1.000 Sampah Botol Plastik
Ngarlan menjelaskan, penggunaan janur ini memiliki banyak makna. Janur merupakan gabungan dari kata dalam bahasa Arab, yaitu jannah yang artinya surga dan nur yang berarti cahaya.
"Pohon natal ini mengingatkan umat bahwa kita sedang merayakan Sang Cahaya atau Sang Terang dari surga yaitu Yesus Kristus yang turun ke dunia, menerangi hati setiap orang dan seluruh ciptaan," jelas Ngarlan.
Ngarlan mengatakan, anyaman janur sengaja dibuat mengarah ke bawah.
"Artinya peristiwa Natal adalah petistiwa Sang Terang yang turun ke dunia menyertai kita, bahkan semua ciptaan. Allah turun ke dunia adalah Allah yang solider pada manusia yang berdosa," ujar Ngarlan.
Baca juga: Pengurus Gereja di Buleleng Bali Sulap Botol Plastik Bekas Jadi Pohon Natal Setinggi 7 Meter
Anyaman janur yang saling terkait ini juga sebagai wujud memuliakan Allah. Hal itu selarasa dengan tema pesan Natal tahun ini "Kemuliaan bagi Allah dan Damai di Bumi".
"Bersama semua makhluk dan semua umat yang beraneka ragam, kita saling bergandeng tangan, saling terikat dalam persaudaraan, mewujudkan hidup bersama yang damai. Dengan hidup bersama yang damai itulah kita memuliakan Allah," kata Ngarlan.
Menurut Ngarlan, di pohon Natal ini juga terselip pesan politik.
"Terkait tahun politik, janur yang ditata menghadap ke bawah mengingatkan umat agar dapat memilih pemimpin yang mau turun ke bawah, peduli kepada rakyatnya. Pemimpin yang tahu persoalan dan tahu kebutuhan rakyatnya di bawah," ujar Ngarlan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.