MADIUN, KOMPAS.com - Istri calon presiden nomer urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atiqoh Suprianti, mulai melakukan safari politik di Kota Madiun, Jawa Timur, Minggu (17/12/2023) malam.
Tak hanya menemui simpatisan dan sejumlah pengurus PDI Perjuangan di kota pecel, istri mantan Gubernur Jawa Tengah itu juga bicara lantang soal pendidikan.
Atiqoh mengkritik kebijakan penerimaan peserta didik baru yang tidak cocok diterapkan di seluruh wilayah.
Baca juga: Istri Ganjar Bertemu Relawan Perempuan Ganjar-Mahfud, Serap Aspirasi
Baginya, PPDB hanya cocok diterapkan di kota-kota besar sekelas ibu kota yang sudah memiliki banyak sekolah bermutu baik.
“Saya ini orang kampung. Mungkin zonasi (PPDB) itu cocoknya di kota-kota besar seperti di Jakarta hingga Bandung. Di mana setiap wilayah itu sudah memiliki sekolah yang standarnya tidak terlalu jauh,” ujar Atiqoh.
Atiqoh menjawab pertanyaan warga yang Minggu malam mengikuti sarasehan di depan replika Patung Merlion di Pahlawan Street Centre (PSC), Jalan Pahlawan Kota Madiun, Jawa Timur.
Ia menceritakan, banyak anak temannya yang tinggal di pelosok kampung untuk masuk sekolah favorit. Lalu, anak-anak temannya itu belajar sungguh-sungguh dengan harapan mendapatkan nilai bagus hingga akhirnya dapat masuk ke sekolah favorit.
“Ketika teman-teman saya yang dari pelosok itu mereka belajarnya sungguh-sungguh karena ingin masuk ke sekolah favorit. Ada harapan dia ketika SMP belajar mati-matian karena ada sekolah favorit yang dia tuju. Tetapi dengan sekarang yang rumahnya dekat sekolah sudah tenang-tenang karena sudah terjamin. Sementara di sisi lain ada anak-anak yang ada di daerah tertentu yang tidak masuk zonasi manapun,” ungkap Atiqoh.
Baca juga: Istri Ganjar Silaturahmi ke Nahdliyin Ciamis: Di Tangan Perempuan, Nasib Indonesia Ditentukan
Bila tak masuk ke sekolah negeri, kata Atiqoh, anak-anak terpaksa masuk ke sekolah swasta. Namun, hal itu tidak akan menjadi masalah manakala sekolah swasta tersebut memiliki standar mutu yang sama dengan sekolah negeri.
“Jadi mau tidak mau masuknya swasta. Kalau swastanya itu memang sudah standar seperti mutu seperti negeri tidak masalah dan apabila orangtuanya mampu. Kalau orangnya tidak mampu agak susah lagi. Dan ini pendapat pribadi saya,” demikian Atiqoh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.