KOMPAS.com - Teluk Saleh Desa Labuhan Jambu, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), memiliki potensi wisata nan mempesona.
Para wisatawan bisa bercengkrama dengan hiu paus di kawasan biosfer dunia Teluk Saleh Desa Labuhan Jambu.
Namun itu hanya bisa terjadi pada sekitar pukul enam pagi. Sebab, pada jam tersebut whale shark alias rhincodon typus dalam bahasa latin, muncul.
Ikan yang oleh masyarakat Sumbawa disebut pakek torok (hiu tuli) muncul pada pagi hari ke atas permukaan air laut untuk mencari makanan berupa plankton (ikan kecil) yang tersebar di sekitar bagang nelayan.
Demikian penuturan Wahyu Roberto yang merupakan operator pemandu wisata lokal.
Baca juga: Habitat Hiu Paus di Sumbawa Terancam Rusak, Pemprov NTB Terbitkan Pergub
“Perjalanan perahu menuju tengah laut dimulai pukul 04.00 pagi."
"Targetnya sebelum pukul 6.00 pagi, kita sudah tiba di bagang nelayan sembari menunggu kemunculan hiu paus mencari makan,” ujar Wahyu Roberto pada Rabu (13/12/2023).
Bagan atau bagang (dalam bahasa Sumbawa) merupakan salah satu alat tangkap perikanan terbesar di Desa Labuhan Jambu. Panjangnya mencapai 9-10 meter persegi.
Selama ini bagan memiliki peranan penting pada kegiatan pengamatan dan konservasi hiu paus.
Masyarakat setempat percaya bahwa bagan yang muncul hiu paus akan membawa keberuntungan pada hari itu.
“Saat jaring pada bagang nelayan diputar maka sisa ikan-ikan kecil dapat memancing kemunculan hiu paus secara alamiah,” ujar Wahyu bercerita.
Salah satu yang unik adalah cara memanggil hiu paus. Hanya dengan mengetuk perahu atau bagang nelayan.
“Ketika hiu paus muncul ke permukaan, banyak wisatawan langsung merasa jatuh cinta pada pandangan pertama,” klaim Wahyu.
Baca juga: Hiu Paus Mati Mengenaskan Tanpa Ekor, Terdampar di Pantai Wisata Kulon Progo
Atraksi ikan raksasa ini, sambungnya, sangat memikat hati. Wisatawan bisa menikmati dengan berenang dan menyelam bersama hiu paus.
Jika tak ingin terkena air, maka pengunjung juga bisa melihat dari atas perahu atau bagang nelayan.
"Ukuran badan hiu paus itu bisa 15-20 meter dan beratnya hingga 15 ton. Wisatawan yang pertama kali jumpa pasti takjub," ujar Wahyu.
Musim kemarau adalah waktu terbaik mengunjungi destinasi tersebut.
Namun bisa juga dilakukan saat musim hujan. Pasalnya, hewan mamalia karismatik ini menetap sepanjang tahun di Teluk Saleh.
Teluk saleh memiliki luas kawasan perairan sekitar 1.459 km2, berbatasan dengan laut Flores dipisahkan oleh Pulau Moyo dan Gunung Tambora.
“Adakalanya hiu paus migrasi, namun selalu kembali lagi ke Teluk Saleh,” ujarnya.
Hal itu diketahui dari pergerakan citra satelit yang dipasang pada sirip hiu paus (tagging).
Dari 110 ekor populasi yang terdata oleh Konservasi Indonesia pada 2022, rata-rata usia ikan tersebut masih remaja.
Perjalanan menuju Pulau Sumbawa bisa ditempuh melalui jalur darat dan udara.
Jika jalur udara, pesanlah penerbangan menuju Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin III yang terletak di Sumbawa Besar dengan kode penerbangan SWQ. Selain itu, bisa juga memesan tiket ke Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Kota Bima.
Jika via darat dari Pulau Lombok, bisa dilakukan dengan menyeberang menggunakan kapal Ferry dari Pelabuhan Kayangan Lombok Timur menuju Pelabuhan Poto Tano, Sumbawa Barat.
Setelah itu, lanjut perjalanan darat dari Pelabuhan Poto Tano menuju Sumbawa Besar dengan waktu tempuh sekitar dua jam menggunakan kendaraan bermotor.
Jika menggunakan pesawat, maka tak perlu khawatir karena letaknya berada di tengah pusat kota Sumbawa.
Baca juga: Lagi, Hiu Paus Ditemukan Mati di Pantai Jembrana Bali
Setelah itu, perjalanan dilanjutkan menuju Desa Labuan Jambu sekitar 3 jam perjalanan menggunakan kendaraan bermotor.
Apabila pengunjung memilih melalui bandara Muhammad Salahuddin Kota Bima jaraknya ke destinasi hiu paus sekitar tiga sampai empat jam. Melewati Kabupaten Bima dan Dompu.
Desa Labuan Jambu terletak di Kecamatan Tarano di ujung timur berbatasan dengan Kabupaten Dompu. Desa pesisir ini mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan.
Setibanya di Desa Labuan Jambu, wisatawan bisa bermalam terlebih dahulu di salah satu homestay atau menginap di rumah warga.
Ada biaya yang harus dikeluarkan jika bermalam di rumah warga sebesar Rp 100.000 per malam.
Opsi lain bisa dilakukan dengan menginap di bagang nelayan sehingga pada pagi hari langsung menikmati kemunculan hiu paus.
Sembari menunggu atraksi hewan langkah tersebut, pengunjung juga bisa melihat matahari terbit menambah keindahan pemandangan di Teluk Saleh.
Baca juga: Terjebak Jaring Nelayan hingga Terdampar, Hiu Paus Dua Ton Mati di Perairan Jepara
Wahyu, pengelola jasa trip Amazing Sumbawa, menggunakan media sosial (medsos) sebagai salah satu strategi promosi.
Ia sudah melakukan promosi digital sejak ekowisata hiu paus dibuka pemerintah dan konservasi Indonesia pada 2017.
Selain itu, ia juga pernah mengikuti expo di Jakarta pada 2019 agar ekowisata hiu paus di Teluk Saleh dikenal wisatawan.