Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkenalan dengan Komunitas Semarangker, Wadah Penjelajah Tempat Angker di Semarang

Kompas.com - 06/12/2023, 23:32 WIB
Sabrina Mutiara Fitri,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com- Komunitas Semarangker menjadi salah satu perkumpulan unik yang ada di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng). 

Sesuai namanya, Semarangker diambil dari kata "Semarang" dan "Angker". Komunitas ini mewadahi orang-orang di sekitar Semarang yang hobi menjelajah tempat-tempat angker.

Tidak hanya berjelajah, uniknya komunitas ini juga kerap menjadi rujukan rumah produksi di Indonesia, seperti Dunia Lain, Sarah Wijayanto, Jurnal Risa, hingga tim produksi Film Suzanna: Malam Jumat Kliwon.

Baca juga: Berbagai Komunitas Motor Meriahkan Parade Otomotif Motocross Lombok-Sumbawa

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Srikandi Komunitas Semarangker, Febri Osi Wahyu. Dirinya menyebut, Komunitas Semarangker sudah berdiri sejak tahun 2007 lalu.

Awalnya, komunitas ini berdiri untuk memecahkan mitos masyarakat dan masih bersifat tertutup. Artinya, hanya berkegiatan dengan anggota, maupun teman yang sudah dikenal hingga tahun 2012.

Namun melihat banyaknya peminat di Kota Semarang, tiga pendiri Semarangker, yaitu Master atau Pamuji Yuono, Andik, serta Ari Songkel lantas mengubah kumpulan tersebut menjadi komunitas dan terbuka untuk umum.

"Sebenarnya Semarangker berawal dari kumpulan orang-orang penakut dan memiliki rasa penasaran yang tinggi. Nah mereka ingin memecahkan mitos yang terbangun di masyarakat," ucap Bunda Osi, sapaan akrabnya, kepada KOMPAS.com, Minggu (3/12/2023).

Lebih jelas Bunda Osi mengatakan, Komunitas Semarangker kerap mengadakan jelajah bersama masyarakat umum.

Beberapa diantaranya seperti Eks-Hotel Sky Garden, Bukit Gombel, Kota Lama, Rumah Angker Sinder Banaran Kopi Asinan, Lawang Sewu, dan masih banyak lainnya.

Bunda Osi menyebut, banyak mitos yang megatakan bahwa lokasi-lokasi tersebut memiliki cerita horor dan mistis. Nyatanya, saat Komunitas Semarangker berkunjung kesana tidak menemukan hasil yang sesuai.

"Mitosnya, eks Hotel Sky Garden ada banyak penunggunya, makanya banyak yang kecelakaan di sana. Nah katanya, penunggunya ada di kolam renang, pohon gede. Tapi kami ke sana nggak pernah ketemu," tutur Bunda Osi.

Terlepas dari itu, Bunda Osi menyebut, Kota Lama juga memiki banyak mitos. Salah satunya, ada sejumlah noni Belanda di gedung-gedung tua bekas peninggalan Belanda itu.

Uniknya, saat menjelajah ke lokasi tersebut, Bunda Osi mengaku bisa melihat makhluk ghaib seperti noni-noni Belanda yang sedang berjalan di Kota Lama Semarang.

Baca juga: Jalan Kelenteng Bandung Bakal Dihiasi Ornamen Oriental, Komunitas Tionghoa Digandeng

"Waktu jelajah di Kota Lama itu menyusuri belakang gedung akar besar. Nah kebetulan saya ketemu noni-noni Belandanya. Nggak utuh full kelihatan semua, tapi mukanya hancur semua," ungkap dia.

Di samping itu, Bunda Osi menyebut, Komunitas Semarangker memiliki museum yang digunakan untuk menyimpan benda-benda bernilai mistis.

Halaman:


Terkini Lainnya

Sejarah dan Makna Lambang Tut Wuri Handayani atau Logo Kemendikbudristek

Sejarah dan Makna Lambang Tut Wuri Handayani atau Logo Kemendikbudristek

Regional
Abu Vulkanik Gunung Ruang Selimuti Bandara Sam Ratulangi Manado

Abu Vulkanik Gunung Ruang Selimuti Bandara Sam Ratulangi Manado

Regional
3 Hari Dicari, Penambang yang Tertimbun Galian Batubara Belum Ditemukan

3 Hari Dicari, Penambang yang Tertimbun Galian Batubara Belum Ditemukan

Regional
Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi, Terancam Tak Bisa Liburan ke Luar Negeri

Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi, Terancam Tak Bisa Liburan ke Luar Negeri

Regional
Gempa M 5,5 Terjadi di Halmahera Barat, Tak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,5 Terjadi di Halmahera Barat, Tak Berisiko Tsunami

Regional
Dimas Tewas Dianiaya Sesama Tahanan di Pekanbaru, 5 Orang Jadi Tersangka

Dimas Tewas Dianiaya Sesama Tahanan di Pekanbaru, 5 Orang Jadi Tersangka

Regional
Mantan Wakil Gubernur Maluku Daftar Cagub di PDI-P

Mantan Wakil Gubernur Maluku Daftar Cagub di PDI-P

Regional
Pekanbaru Siap Gelar Rakerwil I Apeksi 2024, Pj Walkot Muflihun: Persiapan Sudah Tuntas

Pekanbaru Siap Gelar Rakerwil I Apeksi 2024, Pj Walkot Muflihun: Persiapan Sudah Tuntas

Regional
Demo di Banjarnegara Ricuh, Fasum Rusak, 2 Polisi Luka, Ini Pemicunya

Demo di Banjarnegara Ricuh, Fasum Rusak, 2 Polisi Luka, Ini Pemicunya

Regional
Angka Stunting di Lamongan Turun Drastis, Bupati Yuhronur Efendi Paparkan Caranya

Angka Stunting di Lamongan Turun Drastis, Bupati Yuhronur Efendi Paparkan Caranya

Regional
Kakek di Serang Banten Lecehkan Remaja Lalu Diunggah ke Medsos

Kakek di Serang Banten Lecehkan Remaja Lalu Diunggah ke Medsos

Regional
Kunker ke NTB, Presiden Jokowi Akan Resmikan Jalan Inpres dan Bendungan Tiu Suntuk

Kunker ke NTB, Presiden Jokowi Akan Resmikan Jalan Inpres dan Bendungan Tiu Suntuk

Regional
Panen Padi Triwulan I-2024 di Lamongan Berhasil, Rata-rata 7,34 Ton Per Hektar

Panen Padi Triwulan I-2024 di Lamongan Berhasil, Rata-rata 7,34 Ton Per Hektar

Regional
Gelar Halal Bihalal Bersama Jajarannya, Mas Dhito Sampaikan Ini ke Pegawai Pemkab Kediri

Gelar Halal Bihalal Bersama Jajarannya, Mas Dhito Sampaikan Ini ke Pegawai Pemkab Kediri

Regional
Anggota Keluarga Jayabaya Kembali Daftar Bacabup Lebak lewat PDI-P dan Demokrat

Anggota Keluarga Jayabaya Kembali Daftar Bacabup Lebak lewat PDI-P dan Demokrat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com