MALANG, KOMPAS.com - Warga Perumahan Sigura-Gura Residence, RT 006 RW 008, Kelurahan Karangbesuki, Kota Malang, Jawa Timur, nampak masih sibuk membersihkan rumahnya masing-masing, pada Minggu (26/11/2023).
Mereka mengeluarkan perabotan yang ada di luar rumah, seperti kulkas, lemari, dispenser dan lainnya.
Beberapa petugas dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang, Tagana Kota Malang, BPBD Kota Malang dan lainnya membersihkan material lumpur yang ada di jalan-jalan.
Beberapa warga juga ada yang membuka kap mobil untuk berusaha membetulkan kendaraannya setelah sempat terendam banjir setinggi 1,5 meter pada Sabtu (25/11/2023), sekitar pukul 14.30 WIB.
Baca juga: Hujan Deras, Rumah dan Parkiran Mal di Malang Terendam Banjir
Banjir itu menghantam sekitar 30 rumah seketika dan terjadi selama satu jam bersamaan dengan hujan deras.
Peristiwa tersebut juga menjadi yang terparah pernah terjadi selama warga rata-rata tinggal di sana sejak dekade tahun 2000-an.
Penyebab banjir karena pembatas sungai yang lokasinya tidak jauh jebol. Sedangkan saluran air atau gorong-gorong yang ada di depan perumahan tidak mampu menahan debit air yang tinggi.
"Penyebabnya batas sungai yang jebol, banjirnya itu sampai seleher. Saluran air enggak nampung karena debit air yang tinggi, kemarin ada kursi meja," kata salah satu warga, Wahyu, pada Minggu (26/11/2023).
Dia mengatakan, ada sekitar 7 mobil dan 20 sepeda motor yang terendam.
Mobil tersebut beberapa diantaranya terpaksa dibawa ke bengkel menggunakan kendaraan derek.
"Kendaraan itu ada 7 mobil kerendam semua, 20 motor lebih juga kerendam, 30 unit rumah. Ada yang tidak bisa nyala dan sebagainya, rata-rata di-towing (diderek), karena rusak, terendam," kata dia.
Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat telah meninjau lokasi tersebut. Menurutnya, hujan intensitas tinggi menjadi penyebab banjir.
"Saya menelusuri terkait kronologis banjir kemarin, memang rata-rata selama ini setiap kali hujan tidak ada yang sampai kejadian seperti ini," kata Wahyu.
Kemudian, penyebab banjir tersebut juga karena pengaruh aliran sungai yang deras.
"Yang kedua untuk penahan saluran irigasi dari di Sengkaling dua itu tidak kuat, akhirnya aliran sungai dari atas, semua masuk ke sini, karena ini lahan yang paling rendah, aliran ini mengikuti semua, dan tekanannya tinggi, deras sekali, baru tahu juga kalau di bawah ada saluran drainase di bawah ini, di bawah rumah dari pengembangnya," kata dia.