KLATEN, KOMPAS.com - Fragmen arca masa Mataram Kuno ditemukan di kompleks pemakaman umum Desa Jabeyan, Kecamatan Karanganom, Klaten, Jawa Tengah. Namun, kondisinya cukup memprihatinkan
Berdasarkan ikonografi arca dari abad 8-10 masehi itu adalah arca Durga Mahisasuramardhini.
Durga merupakan tokoh mitologi Hindu. Durga Mahasasuramardhini memiliki lebih dari empat tangan.
Pemerhati cagar budaya Klaten, Hari Wahyudi mengatakan, arca ini menyisakan bagian tubuh ke atas. Sementara bagian muka dan dada arca sudah rusak. Tetapi, bekas beberapa tangan dalam arca itu masih kelihatan.
Baca juga: Keruk Tanah untuk Sirkuit, Warga Klaten Temukan Yoni dan Arca Ganesha
Hari menambahkan arca itu sudah lama berada di kompleks pemakaman. Ada informasi dari warga, arca tersebut sempat dicuri.
"Kondisinya tentu sangat memprihatinkan. Menurut informasi dari warga arca tersebut sudah dari dulu berada di situ. Pernah ada yang mencuri informasinya cuman kembali lagi," kata Hari kepada Kompas.com, Kamis (23/11/2023).
Menurut Hari, arca Durga itu oleh warga ditempatkan di atas tumpukan batu candi dan diberdirikan. Sayangnya, arca itu tidak dirawat dengan baik oleh warga. Sehingga kondisi benda kuno itu memprihatinkan.
Dari informasi warga, di kompleks pemakaman Desa Jambeyan pernah terdapat sebuah arca masih utuh dengan tinggi sekitar 60 sentimeter.
Arca tersebut ditempatkan di pekarangan rumah warga. Tetapi sekarang arca itu sudah hilang. Di pekarangan rumah warga ini juga terdapat batu bagian candi dan batu bata merah berukuran besar.
Tak hanya itu, terdapat stupika berupa mahkota Prabu Kresna disimpan di teras rumah warga Jambeyan. Stupika ini tingginya 45 sentimer dan diameter 25 sentimeter.
"Menurut keterangan pemiliknya ditemukan di sebuah tempat di gumuk. Di tempat ditemukan stupika ini ditemukan fragmen bata merah berukuran besar jumlahnya sangat banyak. Saya juga menemukan beberapa batuan andesit bangunan candi," ungkap Hari.
Diperkirakan kawasan ditemukannya fragmen batu bata merah berukuran besar ini dahulunya bangunan candi. Sangat dimungkinkan, kata Hari, kawasan itu adalah candi Buddha.
"Biasanya kalau candi Hindu ada simbulnya yoni. Karena tidak ditemukan yoni di tempat itu maka dimungkinkan adalah candi Buddha atau bekas patirtaan karena tidak begitu jauh dari sungai yang melintas utaranya Desa Jambeyan," kata dia.
Lebih lanjut, dia mengatakan akan dilakuan penelusuran terhadap benda-benda sejarah lainnya di wilayah tersebut.
"Karena selain beberapa temuan yang sudah ada kemarin itu bisa menambah pengetahuan baru bahwa di Desa Jambeyan sudah ada peradaban Mataram Kuno," terang Hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.