KOMPAS.com - Sebanyak lebih dari dua ribu orang terdiri santri dan guru Madrasah Nahdatul Wathan (NW) Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan tanam 1.000 pohon di wilayah kaki Gunung Rinjani, Desa Aik Berik, Lombok Tengah, Sabtu (18/11/2023).
Ketua Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Wathan (PGNW) Lale Yakutunnafis mengatakan, kegiatan menanam pohon bersama para santri tersebut merupakan bentuk edukasi mencintai alam.
"Hajatannya menanam pohon ini semata-mata menunjukkan kepedulian bahwa betapa pentingnya reboisasi setelah berapa tahun terakhir hutan ditebang dan lain sebagainya oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab."
Baca juga: 40 Persen Anggaran Desa untuk Tanam Pohon Pisang, Ratusan Pemerintah Desa Geruduk DPRD Sulsel
"Maka kami guru bersama santri dari Nahdatul Wathan ini sedang menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan," ungkap Lale.
Menurut Lale, air menjadi sumber kehidupan, bagaimana berfungsi menyeimbangkan alam saat perubahan-perubahan iklim.
"Pohon ini menjadi peneduh saat musim panas, pohon ini berfungsi menjaga kita dari abrasi saat musim hujan."
"Kegiatan lingkungan ini harus kita tanamkan kepada anak-anak santri kita yang akan melanjutkan estafet kehidupan kita," kata Lale.
Disampaikan Lale untuk para peserta utama penanaman pohon terdiri dari para santri, guru, mahasiswa dan turut serta jamaah Nahdatul Wathan.
"Lebih dari dua ribu yang hadir menanam, santri-santri kita cukup antusias. Ada 10 ribu pohon yang kita tanam hari ini. Kalau untuk pohon ada jenis sengon, mahoni, dan pohon jati, " kata Lale.
Baca juga: Jaga Kualitas Udara, Pemkot Surabaya Wajibkan Warga Tanam Pohon Setiap Ada Bayi Lahir
Disampaikan Lale, selain mengajarkan anak-anak mencintai alam bebas dengan menanam di alam benas, para murid atau santri juga diajarkan merawat lingkungan di sekolah maupun di rumah.
"Setiap minggu itu kami punya jadwal mencintai lingkungan, dengan menanam pohon, bunga hingga merawatnya di lingkungan sekolah," kata Lale.
Bupati Lombok Tengah Pathul Bahri yang turut hadir dalam kegiatan itu mengatakan, sangat mengapresiasi para guru dan santri yang telah melakukan kegiatan peduli lingkungan.
"Terima kasih kepada guru dan santri atas kepeduliannya terhadap lingkungan."
"Mengingat kondisi air laut di Asia Pasifik memanas maka terjadi El Nino yang itu berimplikasi terhadap panas bumi akhirnya terjadi panas yang berkepanjangan."
"Jadi tanam pohon ini adalah bentuk kita menyeimbangkan alam," kata Pathul.
Baca juga: Jalan Trans Sulawesi Rusak Puluhan Tahun, Warga Tanam Pohon Pisang di Jalan
Disampikan Pathul tahun ini Lombok Tengah terdampak kemarau panjang, yang berpengaruh pada turunnya debit air PDAM yang bersumber dari Aik Berik.
Pathul mengakui, setahun terakhir sejumlah bencana alam maupun non-alam terjadi di wilayah Aik Berik, termasuk kebakaran hutan dan lahan dan penebangan pohon ilegal.
"Iya ada memang kebakaran hutan kemarin, ada juga penebangan pohon, tapi itu tidak terlalu banyak meluas. Alhamdulillah dengan cara menanam kembali kita akan tetap sadar mencintai alam kita," kata Pathul.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.