Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Regina Rawat Putranya yang Disabilitas Seorang Diri di NTT

Kompas.com - 19/11/2023, 05:17 WIB
Markus Makur,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BORONG, KOMPAS.com- Tangan keriput Regina Ronghong (66) terampil memecahkan kemiri di ruang tamu berlantai tanah di rumahnya, Kampung Mesi, Dusun Mesi, Desa Ranakolong, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (18/11/2023).

Kemiri-kemiri tersebut nantinya akan dijual demi menghidupi putra Regina, Albertus Leon (30) yang mengalami disabilitas sejak dilahirkan.

"Kalau kami kehabisan beras, saya biasa masak ubi kayu dan keladi untuk makan pagi, siang, dan malam untuk makan Albertus Leon," katanya pada Kompas.com saat ditemui di rumahnya, Sabtu (18/11/2023).

Baca juga: Kronologi Mahasiswi Gadungan Ajak Orangtua Hadiri Wisuda di Manggarai NTT, Ternyata Tak Terdaftar

UPDATE : Kompas.com mengajak pembaca untuk membantu kisah ini. Uluran tangan Anda dapat disalurkan dengan cara klik di sini

Regina harus berjuang seorang diri merawat anaknya. Sebab sang suami telah meninggal dunia.

"Sejak September 2022 lalu, suami saya, ayah dari Leon sudah meninggal dunia. Dulu sewaktu suami masih hidup, suami saya yang bekerja di kebun. Kini, suami saya telah tiada," kenang Regina.

Untuk bertahan hidup, Regina memunguti kemiri kemudian menjualnya ke pasar.

"Tapi kini kemirinya tidak berbuah banyak," ungkapnya.

Baca juga: Kronologi Pebalap Road Race di NTT Tabrak Penonton hingga 5 Orang Luka Berat

Kondisi anaknya

Mama Regina Roghong (66) sedang memecah-mecahkan kemiri untuk dijual demi membeli beras untuk merawat anaknya yang lumpuh layu di Kampung Mesi, Dusun Mesi, Desa Ranakolong, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, NTT, Sabtu, (17/11/2023). (KOMPAS.com/MARKUS MAKUR)KOMPAS.COM/MARKUS MAKUR Mama Regina Roghong (66) sedang memecah-mecahkan kemiri untuk dijual demi membeli beras untuk merawat anaknya yang lumpuh layu di Kampung Mesi, Dusun Mesi, Desa Ranakolong, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, NTT, Sabtu, (17/11/2023). (KOMPAS.com/MARKUS MAKUR)

Anaknya Albertus Leon lahir pada tahun 1993. Sejak lahir, Leon, sapaannya hanya bisa terbaring. Tubuhnya seperti mengalami kelumpuhan.

Ia bercerita bahwa sejak bayi, putra bungsunya tersebut tidak pernah berobat secara medis.

Lantaran tak memiliki biaya, Leon hanya mendapatkan pengobatan tradisional.

"Anak saya dari bayi hingga usia 30 tahun tidak bisa duduk, dan hanya berbaring di tempat tidur. Putra bungsunya ini tinggal satu-satunya anak laki-laki di keluarga. Tiga kakak laki-laki sudah meninggal dunia, sedangkan lima anak perempuan sudah berkeluarga. Jadi sehari-hari, kami hanya dua orang di rumah," ceritanya.

Baca juga: Inovasi Pak Keling Milik Pemkot Pematang Siantar Bantu Percepat Layanan Adminduk bagi Penyandang Disabilitas

Regina Roghong harus memangku sang anak, menyuapinya, membantu Leon saat buang air besar dan kecil.

"Apakah anak saya ini bisa sembuh atau tidak, saya juga kurang tahu. Sebagai ibu yang melahirkannya, saya merawatnya dengan penuh kasih sayang walau hidup anak saya sangat sengsara," jelas dia.

Baca juga: Mari Bantu Marselino, Bayi di NTT yang Lahir Tanpa Lubang Anus

Berharap bantuan

Regina Roghong tak berharap bantuan dari pemerintah untuk meringankan bebannya.

Kadang kala, hasil kebun tak bisa mencukupi kebutuhan mereka.

"Saya hanya pasrah dengan keadaan ini dan berharap bantuan rutin dari pemerintah untuk kebutuhan makanan sehari-hari. Selain itu, usia saya yang sudah 66 tahun tidak mampu lagi bekerja yang berat," kata dia.

Baca juga: Mari Bantu Ngalimun, Pemetik Kelapa yang Jatuh Patah Tulang dan Tunggak Biaya RS Puluhan Juta Rupiah

UPDATE : Kompas.com mengajak pembaca untuk membantu kisah ini. Uluran tangan Anda dapat disalurkan dengan cara klik di sini

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sedihnya Hasanuddin, Tabungan Rp 5 Juta Hasil Jualan Angkringan Ikut Terbakar Bersama Rumahnya

Sedihnya Hasanuddin, Tabungan Rp 5 Juta Hasil Jualan Angkringan Ikut Terbakar Bersama Rumahnya

Regional
Maju Lagi di Pilkada, Mantan Wali Kota Tegal Dedy Yon Daftar Penjaringan ke PKS

Maju Lagi di Pilkada, Mantan Wali Kota Tegal Dedy Yon Daftar Penjaringan ke PKS

Regional
Dua Caleg Terpilih di Blora Mundur, Salah Satunya Digantikan Anak Sendiri

Dua Caleg Terpilih di Blora Mundur, Salah Satunya Digantikan Anak Sendiri

Regional
Perajin Payung Hias di Magelang Banjir Pesanan Jelang Waisak, Cuan Rp 30 Juta

Perajin Payung Hias di Magelang Banjir Pesanan Jelang Waisak, Cuan Rp 30 Juta

Regional
9 Rumah di Bantaran Rel Kereta Kota Solo Terbakar

9 Rumah di Bantaran Rel Kereta Kota Solo Terbakar

Regional
Pimpin Aksi Jumat Bersih, Bupati HST Minta Masyarakat Jadi Teladan bagi Sesama

Pimpin Aksi Jumat Bersih, Bupati HST Minta Masyarakat Jadi Teladan bagi Sesama

Regional
Harga Tiket dan Jadwal Travel Semarang-Banjarnegara PP

Harga Tiket dan Jadwal Travel Semarang-Banjarnegara PP

Regional
Sempat Ditutup karena Longsor di Sitinjau Lauik, Jalur Padang-Solok Dibuka Lagi

Sempat Ditutup karena Longsor di Sitinjau Lauik, Jalur Padang-Solok Dibuka Lagi

Regional
Dugaan Korupsi Pengadaan Bandwidth Internet, Plt Kepala Dinas Kominfo Dumai Ditahan

Dugaan Korupsi Pengadaan Bandwidth Internet, Plt Kepala Dinas Kominfo Dumai Ditahan

Regional
KY Tanggapi soal Status Tahanan Kota 2 Terpidana Korupsi di NTB

KY Tanggapi soal Status Tahanan Kota 2 Terpidana Korupsi di NTB

Regional
Pemilik Pajero Pasang Senapan Mesin di Kap, Mengaku Hanya untuk Konten Medsos

Pemilik Pajero Pasang Senapan Mesin di Kap, Mengaku Hanya untuk Konten Medsos

Regional
Update Bencana Sumbar, BPBD Sebut 61 Korban Tewas, 14 Orang Hilang

Update Bencana Sumbar, BPBD Sebut 61 Korban Tewas, 14 Orang Hilang

Regional
Resmi Usung Gus Yusuf Maju Pilgub Jateng, PKB Seleksi Partai Potensial untuk Berkoalisi

Resmi Usung Gus Yusuf Maju Pilgub Jateng, PKB Seleksi Partai Potensial untuk Berkoalisi

Regional
442 Rumah Warga di OKU Selatan Terdampak Banjir

442 Rumah Warga di OKU Selatan Terdampak Banjir

Regional
Warga OKU Diminta Waspadai Bencana Longsor

Warga OKU Diminta Waspadai Bencana Longsor

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com