PADANG, KOMPAS.com - Potensi energi panas bumi atau geothermal di Sumatera Barat mencapai 1.700 megawatt, namun baru dimaksimalkan 110 megawatt.
Salah satu faktor penyebab belum maksimalnya pemanfaatan geothermal itu adalah adanya penolakan dari masyarakat akibat kurangnya pemahaman.
"Potensi geothermal kita ada 1.700 MW yang tersebar di sepanjang bukit barisan. Tapi yang dimanfaatkan baru 110 MW di Solok Selatan."
Demikian kata Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral Sumbar, Herry Martinus di Padang, Selasa (14/11/2023).
Baca juga: Fasilitas Geothermal di Solok Diyakini Bakal Dongkrak Ekonomi Warga
Herry menyebutkan, potensi geothermal di Sumbar tersebar di 18 titik yang berada di sepanjang Bukit Barisan.
Ada di Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Solok, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Pasaman, dan Kabupaten Agam.
Selain itu, ada lima titik lagi yang sudah mendapatkan izin Wilayah Kerja Penambangan (WKP) yaitu di Gunung Talang, WKP Sumani, Solok, serta wilayah penugasan survei pendahuluan dan eksplorasi (WPSPE) Bonjol, Pasaman.
Kemudian WSPE Tandikek di Kabupaten Agam, Tanah Datar dan Padang Pariaman. "Satu lagi adalah pengembangan tahap dua PLTP di Solok Selatan," kata Herry.
Herry memastikan keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) tidak akan merusak lingkungan.
Herry menyebut justru PLTP berkepentingan untuk menjaga kelestarian lingkungan di sekitar lokasi eksplorasi energi panas bumi untuk menjaga kestabilan curah hujan.
"Karena geothermal punya kepentingan menjaga hutan wilayah setempat untuk tetap terjaga sehingga curah hujan di sana bisa maksimal, sebagaimana kondisi sekarang, karena berkepentingan menjaga penyerapan air," kata Herry.