IMPIAN saya untuk bisa menginjakkan kaki di bumi Papua akhirnya terkabul. Tidak tanggung-tanggung, saya akan menuju titik batas paling timur Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.
Kesempatan itu datang setelah kantor menawarkan saya untuk menjalankan tugas perjalanan ke perbatasan Indonesia-Papua Nugini via Merauke, Papua Selatan. Tanpa pikir panjang, tawaran itu langsung saya terima.
Baca juga: Peringatan HUT Pertama Provinsi Papua Selatan Berlangsung di Kabupaten Merauke
Perjalanan ke Merauke dimulai pada Sabtu (11/11/2023). Saya berangkat via udara dari Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, pukul 20.00 WIB.
Setelah dua jam penerbangan, pesawat yang membawa saya lebih dulu transit ke Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, sekitar pukul 23.00 Wita.
Penerbangan dilanjutkan kembali pada pada Minggu (12/11/2023) pukul 01.10 Wita. Pesawat lepas landas menuju Jayapura untuk transit di Bandara Sentani sekitar pukul 06.15 WIT.
Lebih kurang sekitar 15 menit transit, saya pun melanjutkan penerbangan. Setelah kurang lebih 1,5 jam penerbangan, saya tiba di Bandara Internasional Mopah, Merauke.
Sesampainya di Bandara Internasional Mopah, saya disambut patung Hati Kudus Yesus setinggi 12 meter.
Patung tersebut berdiri di dalam kompleks bandara. Patung ini terlihat menjulurkan tangan kanannya ke depan, seolah menyatakan selamat datang bagi mereka yang tiba di Merauke.
Baca juga: Patung Yesus Dibangun di Bandara Merauke
Setelah keluar dari bandara, saya pun menikmati sebentar perjalanan perkotaan Merauke yang sunyi nan tenang.
Pagi itu, tak banyak kendaraan roda dua maupun roda empat yang saya jumpai di jalanan perkotaan Merauke. Sedikit cerita tentang suasana pusat perkotaan Kabupaten Merauke akan saya ceritakan di tulisan berbeda.
Sehari menikmati kehidupan di pusat kota Kabupaten Merauke, perjalanan saya menuju titik batas paling timur Indonesia dimulai kembali pada Senin (13/11/2023) pagi. Titik batas paling timur ini ada di Distrik Sota.
Distrik Sota berjarak sekitar 80 kilometer dari pusat kota Merauke. Dari pusat perkotaan Merauke, butuh waktu perjalanan darat sekitar 1,5 jam untuk menuju distrik ini.
Saya berkesempatan menikmati mulusnya jalan Trans Papua selama menempuh rute ini. Jalan selebar 3-4 meter sudah teraspal dengan satu dua titik saja yang terasa bergelombang.
Dalam perjalanan, saya dan rombongan melewati hamparan Taman Nasional Wasur. Taman ini punya luas 431.425 hektare.
Saking luasnya taman tersebut, hampir setengah perjalanan darat menuju Sota membelah hutan basah terluas di bumi Papua itu.