Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Makna Tradisi Memasak Pepaya Muda Saat Aktivitas Gunung Slamet Meningkat

Kompas.com - 04/11/2023, 04:49 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

BANYUMAS, KOMPAS.com - Memasak pepaya muda menjadi tradisi sebagian warga Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, setiap kali aktivitas Gunung Slamet meningkat.

Tradisi yang biasa disebut "gandulan" ini dilakukan secara turun-temurun untuk memohon keselamatan kepada Yang Maha Kuasa agar terhindar dari bahaya.

Lantas apa makna tradisi ini?

Baca juga: Gunung Slamet Waspada, Warga Banyumas Gelar Tradisi Memasak Oseng Pepaya Muda untuk Keselamatan

Tokoh masyarakat Desa Kedungmalang, Kecamatan Sumbang, Darto mengatakan, pepaya atau warga lokal menyebutnya gandul ini memiliki filosofi.

"Kenapa gandul? Karena Gunung Slamet ini menjadi gegandulaning (pegangan) bagi banyak warga di beberapa kabupaten," kata Darto di sela doa tradisi gandulan di desanya, Jumat (3/11/2023) malam.

Menurut Darto, banyak warga yang selama ini menggantungkan hidup dari Gunung Slamet. Tak terkecuali warga di desanya yang berjarak 25 kilometer dari puncak Gunung Slamet.

"Air yang kita nikmati ini berasal dari Gunung Slamet. Untuk itu, kita berdoa agar Gunung Slamet jangan sampai meletus," ujar Darto kepada para warga.

Meski begitu, tidak ada yang mengetahui secara pasti sejak kapan tradisi ini dilakukan. Namun yang jelas, setiap aktivitas Gunung Slamet meningkat warga akan menggelar tradisi ini.

Kaur Pemerintahan Desa Kedungmalang, Sunar Budiyanto mengatakan, jika ditarik ke era sekarang, tradisi ini memiliki dampak positif.

"Intinya gandul atau pepaya ini memiliki banyak kandungan nutrisi. Apabila sewaktu-waktu apabila terjadi bencana (akibat akitivitas Gunung Slamet) badan kita dalam kondisi kuat," kata Sunar.

Diberitakan sebelumnya, puluhan warga RT 1 RW II, Desa Kedungmalang, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menggelar doa bersama, Jumat (3/11/2023) malam.

Doa bersama ini untuk meminta keselamatan karena aktivitas Gunung Slamet naik dari level I (normal) ke level II (waspada).

Dalam acara ini juga digelar tradisi unik, yaitu makan bersama dengan lauk oseng pepaya muda atau yang dimasak oleh warga setempat.

Acara diawali dengan doa bersama yang diikuti anak-anak hingga orangtua. Kemudian dilanjutkan makan bersama dengan menu utama oseng pepaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dimassa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dimassa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com