Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Irigasi Jebol, Ratusan Warga Cibeber Cianjur Bangun Tanggul Darurat

Kompas.com - 23/10/2023, 08:24 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com - Warga Desa Cibadak, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat bahu membahu membangun tanggul darurat.

Jaringan irigasi Cilangkap yang membendung aliran sungai Cimenteng yang jebol sejak setahun lalu memutus pasokan air ke areal pesawahan dan sumur-sumur warga.

Bahkan, selama musim kemarau tahun ini, ratusan petani setempat tidak bisa menanam padi karena sawah mereka mengering.

Baca juga: Pemprov DKI Klaim Kebocoran Tanggul Pantai di Muara Baru Tak Ganggu Aktivitas Warga

"Jadinya pada menganggur karena tidak dapat air, yang tanam juga jadinya fuso karena air tidak masuk akibat ini (bendung irigasi) jebol,” kata Abas (70), warga setempat kepada Kompas.com, Minggu (22/10/2023).

Dikemukakan Abas, bendung irigasi yang jebol serta kemarau panjang yang sudah berlangsung tiga bulan memperparah kondisi mayarakat yang mengalami kesulitan air.

“Selama kemarau, ya terpaksa pakai air sungai ini untuk kebutuhan sehari-hari meskipun kondisinya keruh dan makin surut,” ujar dia.

Karena itu, bersama perangkat desa, karang taruna dan ratusan warga dari tiga kedusunan, Abas bergotong royong membangun tanggul dari bronjong untuk membendung aliran sungai.

“Kalau menunggu bangunan irigasinya diperbaiki tidak tahu kapan. Makanya ini kita inisiatif sama desa,” imbuhnya.

Kepala Desa Cibadak, Elan Hermawan menyebutkan, dampak dari irigasi jebol mengakibatkan puluhan hektar sawah tidak terairi.

Dikatakan, sebanyak 175 petani terdampak, bahkan areal sawah seluas 25 hektar mengalami fuso atau gagal panen.

“Karena irigasi jebol air sungai tidak terbendung, lewat ke hilir. Akibatnya sawah-sawah tidak terairi, dan juga sumber-sumber air warga," ujar Elan, Minggu.

Elan menjelaskan, pembangunan bendung irigasi ini tidak bisa menggunakan dana dari desa karena volumenya yang sangat besar.

"Dengan panjang 20 meter lebih, estimasi biaya yang dibutuhkan kisaran Rp700 juta hingga Rp 1 miliar. Kalau dari dana desa, berat tentunya," kata dia.

Karena itu, pihaknya telah berulang kali mengajukan permohonan bantuan pembangunan jaringan irigasi ke pemerintah daerah.

Baca juga: 17 Tahanan Polsek di Pekanbaru Jebol Tembok untuk Kabur, 7 Sudah Kembali Ditangkap

"Sudah tujuh kali ajukan proposal itu, namun belum ada responnya sama saat ini," ujar Elan.

"Mudah-mudahan dengan kegiatan ini, pemda melihat, karena memang keberadaan irigasi di sungai ini sangat vital untuk memenuhi kebutuhan air bagi warga dan juga petani," imbuhnya,

Elan berharap, pembangunan tanggul darurat ini bisa rampung pekan ini atau sebelum musim hujan tiba agar aliran air sungai bisa terbendung guna mengairi lahan pertanian dan sumber-sumber air warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com