Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penantian 13 Tahun Terbayar, Warga Transmigran Sebakis Nunukan Kini Bisa Menikmati Fasilitas Kesehatan

Kompas.com - 15/09/2023, 23:48 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com– Penantian selama 13 tahun warga di wilayah transmigrasi, tepatnya di Satuan Pemukiman (SP) Sebakis, Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara, akhirnya terbayar. 

Puskesmas Pembantu (pustu) yang selama ini dinantikan kini benar-benar ada di depan mata. Mereka rela mengantre sejak pagi hingga fasilitas kesehatan (faskes) itu tutup.

‘’Wajar kalau masyarakat sangat antusias. Sejak ada program transmigran pada 2010 lalu, baru kali ini mereka mendapat pelayanan kesehatan di Pustu yang baru kita resmikan,’’ujar Lurah Nunukan Barat, Julziansyah, Rabu (13/9/2023).

Baca juga: Bahagianya Warga Transmigran SP5 Sebakis Nunukan Usai Terima Kabar soal Kedatangan Tenaga Kesehatan

Sejak ada penempatan tenaga kesehatan, bidan dan seorang perawat di puskesmas pembantu tersebut, warga tidak berhenti datang untuk memeriksakan diri dan berobat. Beragam keluhan dan jenis penyakit ditanyakan. 

‘’Pokoknya ramai itu Pustu. Senangnya warga luar biasa. Makanya waktu jauh-jauh hari ada kabar kalau pustu segera difungsikan, warga suka rela membersihkan Pustu dan berharap Nakesnya nyaman tinggal disini,’’kata Jul.

Selama ini saat warga SP 5 Sebakis sakit, mereka harus berobat ke desa sebelah yang membutuhkan waktu dua jam untuk ke sana. Hal ini lantaran kondisi jalan sangat buruk.

Jalanan yang dilalui, adalah jalanan perusahaan yang digunakan untuk hilir mudik kendaraan truk kelapa sawit. Saat diguyur hujan, jalan tersebut menjelma kubangan lumpur.

Dengan akses sedemikian buruk, wanita hamil di SP 5 Sebakis takut mengambil risiko untuk memeriksakan kandungannya ke puskesmas.

‘’Tapi sekarang Alhamdulillah, sudah ada Pustu di SP 5. Masyarakat bisa berobat lebih dekat dan tidak harus menempuh jalanan rusak untuk mendapat layanan medis,’’ imbuh Jul.

Jul mengungkapkan, alasan dibalik baru adanya layanan Nakes di Pustu SP 5, dikarenakan asset gedung Pustu, adalah milik Pemprov Kaltara. Sehingga, Pemkab Nunukan, tidak berani menugaskan Nakesnya dalam kurun waktu yang lumayan lama.

Padahal, ada sekitar 230 KK yang menghuni areal transmigran SP 5 Sebakis.

‘’Jangan ditanya kenapa dulu Pemkab tidak berkoordinasi dan menjelaskan secara rinci kondisi SP 5 ke Pemprov, atau alasan lain. Saya tidak mau masuk ke ranah itu. Yang penting sekarang, Pustu sudah ada, dan masyarakat sudah terlayani dalam bidang kesehatannya,’’jawab Jul.

Baca juga: Desa Binuang yang Serba Terbatas, Hanya Punya Satu Puskesmas Pembantu dan Tak Ada Sekolah SMA

Jul berterus terang, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan terkait SP 5 Sebakis. Persoalan pendidikan, air bersih, listrik dan kendala akses, masih membuat SP 5 sebagai wilayah terisolir.

Beruntung, di wilayah ini, ada perusahaan batu bara yang bisa dimintai untuk lebih memperhatikan SP 5 Sebakis.

‘’Saat ini ada pembuatan sumur bor yang dilakukan perusahaan untuk menjamin ketersediaan air bersih masyarakat. Semoga selanjutnya ada program lain yang manfaatnya dirasakan langsung oleh warga SP 5,’’harap Jul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Menyalakan 'Flare' Saat Nobar Timnas, 5 Pemuda Diamankan Polisi di Lampung

Menyalakan "Flare" Saat Nobar Timnas, 5 Pemuda Diamankan Polisi di Lampung

Regional
Sosok Rosmini Pengemis Marah-marah, Diduga ODGJ dan Dibawa Pulang Keluarganya

Sosok Rosmini Pengemis Marah-marah, Diduga ODGJ dan Dibawa Pulang Keluarganya

Regional
Komplotan Penjual Akun WhatsApp Judi Online Ditangkap, Omzet Rp 5 Juta per Hari

Komplotan Penjual Akun WhatsApp Judi Online Ditangkap, Omzet Rp 5 Juta per Hari

Regional
Bukan Demo di Jalan Raya, SPSI Babel Kerahkan Ribuan Buruh ke Pantai Wisata

Bukan Demo di Jalan Raya, SPSI Babel Kerahkan Ribuan Buruh ke Pantai Wisata

Regional
Belum ada Calon Lain, PKB Semarang Dukung Gus Yusuf Maju Pilkada Jateng

Belum ada Calon Lain, PKB Semarang Dukung Gus Yusuf Maju Pilkada Jateng

Regional
Seorang Penumpang Kapal KMP Lawit Terjun ke Laut, Pencarian Masih Dilakukan

Seorang Penumpang Kapal KMP Lawit Terjun ke Laut, Pencarian Masih Dilakukan

Regional
Mabuk Saat Mengamen, 2 Anak Jalanan di Lampung Rampok Pengguna Jalan

Mabuk Saat Mengamen, 2 Anak Jalanan di Lampung Rampok Pengguna Jalan

Regional
'May Day', Buruh di Jateng Akan Demo Besar di Semarang

"May Day", Buruh di Jateng Akan Demo Besar di Semarang

Regional
Nobar Timnas Bareng Sandiaga di Solo, Gibran: Tak Bicara Politik

Nobar Timnas Bareng Sandiaga di Solo, Gibran: Tak Bicara Politik

Regional
Satgas Cartenz Duga KKB Penyerang Rumah Polisi dan Polsek Homeyo Kelompok Keni Tipagau

Satgas Cartenz Duga KKB Penyerang Rumah Polisi dan Polsek Homeyo Kelompok Keni Tipagau

Regional
Status Kepegawaian Belum Jelas, PPDI Kebumen Curhat ke Bupati

Status Kepegawaian Belum Jelas, PPDI Kebumen Curhat ke Bupati

Regional
Kesal 'Di-prank', Seorang Pemuda Aniaya Kakeknya

Kesal "Di-prank", Seorang Pemuda Aniaya Kakeknya

Regional
Nelayan di Merauke Papua Temukan Mayat dengan Kepala Sudah Terpisah

Nelayan di Merauke Papua Temukan Mayat dengan Kepala Sudah Terpisah

Regional
Gibran Tanggapi soal DPRD Singgung Pembangunan Masjid Sriwedari Belum Selesai dalam Rapat Paripurna

Gibran Tanggapi soal DPRD Singgung Pembangunan Masjid Sriwedari Belum Selesai dalam Rapat Paripurna

Regional
Tak Nafkahi Anak Setelah Bercerai, Pria di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Tak Nafkahi Anak Setelah Bercerai, Pria di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com