BLORA, KOMPAS.com - Pengeboran minyak menjadi salah satu peninggalan Belanda saat menjajah Indonesia selama 3,5 abad lalu. Bahkan sumur-sumur pengeboran itu masih bisa ditemukan di sejumlah wilayah di Indonesia.
Seperti yang berada di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Selain dikelola oleh Pertamina, banyak sumur tua yang dikelola oleh BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) ataupun KUD (Koperasi Unit Desa).
Salah satu KUD yang mempunyai izin pengelolaan sumur tua yaitu KUD Wargo Tani Makmur yang berada di Kecamatan Jiken.
Dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengusahaan Pertambangan Minyak Bumi pada Sumur Tua, minyak sumur yang boleh diproduksi yaitu yang pernah dibor sebelum tahun 1970.
Manajer KUD Wargo Tani Makmur, Yusuf mengatakan minyak sumur tua yang dikelolanya saat ini berada wilayah Banyubang, Desa Bangowan, Kecamatan Jiken.
"Awalnya untuk sumur tua di Banyubang itu sejarahnya memang dari masyarakat yang menemukan. Karena rata-rata sumurnya sudah berada di dalam tanah sekitar dua meter hingga 3 meter," ucap Yusuf saat ditemui Kompas.com, di kantornya, Rabu (6/9/2023).
Setelah pipa sumur terlihat, pihaknya kemudian mengajukan ke Pertamina agar dapat mengelola sumur sumur tua yang ada di wilayah tersebut.
KUD Wargo Tani Makmur resmi mendapatkan izin untuk mengelola minyak sumur tua per Tanggal 24 Maret 2009.
"Alhamdulillah dari 27 titik sumur yang ketemu baru 24 titik," kata dia.
Meskipun diizinkan untuk mengelola 24 sumur, tetapi tidak semuanya dapat diproduksi. Yusuf mengatakan hingga saat ini ada 3 sumur minyak yang terus berproduksi setiap hari.
Dalam sehari, rata-rata produksi 3 sumur tersebut mencapai 11 sampai 12 barel, atau sekitar 2.000 liter per hari.
Sedangkan harga minyak per liter rata-rata Rp 4.000 hingga Rp 4.500. Itu pun juga bisa naik turun per bulannya.
"September ini harga minyak per liter Rp 5.300," kata dia.
Dengan produksi minyak yang mampu menghasilkan ribuan liter per hari, maka pendapatan tersebut juga dapat digunakan untuk menggaji para pekerja ataupun masyarakat yang menggantungkan hidupnya di sektor itu.
Manajer KUD Wargo Tani Makmur, Yusuf mengatakan, ada sekitar 130 orang yang menggantungkan hidupnya pada pengelolaan minyak sumur tua di daerah Banyubang itu.