SIKKA, KOMPAS.com - Seorang pemborong menyegel ruang kelas dan kantor darurat Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Kangae, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (4/9/2023).
Penyegelan ini dilakukan karena panitia belum membayar utang berupa biaya material dan upah kerja senilai Rp 131 juta.
Agustinus Nana Beria, pengusaha dan juga pelaksana, mengaku awalnya ia bersama panitia pembangunan SMAN Kangae membuat kesepakatan untuk membangun sekolah itu secara darurat pada 3 Desember 2021.
Baca juga: Pikap Dikendarai Bocah 14 Tahun di Sikka Terbalik, 8 Orang Terluka
Bangunan itu berupa ruang kelas, kantor, dan water closet (WC) dengan total biaya sebesar Rp 187 juta. Sesuai rencana awal, panitia akan membayar dengan cara mencicil selama dua tahun.
Namun setelah ruang kelas dan kantor darurat dikerjakan, panitia pembangunan baru membayar Rp 56 juta, masih menunggak Rp 131 juta.
Ia bersama kepala sekolah dan camat setempat kemudian membuat kesepakatan untuk membayar utang secara cicil sejak 8 Agustus 2023-Agustus 2024.
"Namun sampai dengan saat ini tak kunjung dibayar. Hari ini terpaksa kami segel karena panitia pembangunan gedung darurat SMA Negeri Kangae belum membayar utang sebesar Rp 131 juta," ujar Agustinus kepada wartawan di lokasi.
Agustinus berharap panitia pembanguan bisa membayar sisa utang sehingga uang itu bisa dipakai untuk kelanjutan bisnisnya.
Usai menyegel gedung, Agustinus kemudian melaporkan pihak panitia pembangunan sekolah itu ke Kepolisian Sektor (Polsek) Kewapante.
Kanit SPKT 2 Polsek Kewapante, Hery Selan mengatakan, pihaknya segera memanggil pihak terkait untuk dimintai keterangan.
"Kami akan memanggil para pihak yang terkait untuk dipertemukan untuk memberikan klarifikasi selanjutnya," ujarnya.
Kepala Bagian Humas SMA Negeri Kangae Agustina Nona Gusti mengatakan, meski beberapa ruangan disegel oleh pemborong namun aktivitas kegiatan belajar mengajar berjalan seperti biasa.
"Aktivitas KBM berjalan biasa, kami tidak telantarkan siswa. Untuk kelas yang ruangannya disegel mereka dipindahkan ke ruangan baru yang dibangun Dinas PKO Provinsi," ujar Agustina kepada wartawan, Selasa (5/9/2023).
Baca juga: Gempa M 6,1 Guncang TTS, Terasa hingga Sikka, Flores Timur, dan Lembata
Agustina menyebut ada delapan ruangan darurat yang dibangun pemborong, dengan total biaya sebesar Rp 187 juta. Namun yang baru dibayar Rp 56 juta.
Ia berharap warga segera membayar sisa utang sebagaimana kesepakatan awal, sehingga aktivitas di sekolah bisa berjalan normal tanpa ada hambatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.